Senin 05 Jun 2023 15:39 WIB

Wamen BUMN Akui Security System BSI Lemah

Kementerian BUMN mengambil langkah strategis untuk mengembangkan IT Security BSI.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Nasabah BSI melakukan transaksi melalui ATM di Kantor Cabang Jakarta Thamrin, Jakarta, (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Nasabah BSI melakukan transaksi melalui ATM di Kantor Cabang Jakarta Thamrin, Jakarta, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN II Kartika Wiriatmodjo mengakui bahwa gangguan yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (Persero) beberapa waktu lalu karena sistem security IT yang masih lemah. Tak seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) maupun PT Bank Mandiri (Mandiri), sistem IT security BSI memang perlu ditingkatkan. Namun, Tiko menjamin kendala yang kemarin terjadi tak akan mengurangi data privacy nasabah.

"Kemarin BSI kecolongan karena securitynya belum sekuat BRI dan Mandiri. Tapi kita udah cek, yang kecurian itu data basic. Data privacy dan data penting lainnya tidak sampai bocor," kata Tiko di Komisi VI DPR RI, Senin (5/6/2023).

Baca Juga

Tiko menjelaskan saat ini Kementerian BUMN sudah mengambil langkah strategis untuk mengembangkan IT Security BSI. Salah satunya dengan mendatangkan ahli IT Security dari Bank Mandiri untuk melakukan perubahan di BSI. "Kita lakukan mitigasi dan perbaikan kedepan, kita masukan dua telent dari mandiri, direktur IT dan manajemen risiko di BSI. Kadiv IT di Mandiri kita minta ke BSI supaya ini BSI lebih baik seperti mandiri," tambah Tiko.

Tiko juga menjelaskan, pemerintah mendorong BSI untuk bisa memperbesar capital expenditur (capex) pada tahun depan khusus untuk memperkuat server. Ia berharap BSI yang menjadi cerminan ekonomi syariah Indonesia bisa memberikan pelayanan terbaik untuk nasabah.

"Setahun kedepan kita akan naikan capex untuk menaikan kualitas server, supaya bisa kualitasnya lebih baik seperti Mandiri," ujar Tiko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement