Kamis 08 Jun 2023 19:14 WIB

Kabut Asap di AS dan Kanada Bisa Berlangsung Berhari-hari

Pejabat memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolandha
Wilayah luas AS meliputi timur laut, barat tengah, hingga tenggara mendapat peringatan soal menurunnya kualitas udara, sebagai dampak berlanjutnya kebakaran hutan di Kanada.
Foto: Tangkapan Layar/VOA
Wilayah luas AS meliputi timur laut, barat tengah, hingga tenggara mendapat peringatan soal menurunnya kualitas udara, sebagai dampak berlanjutnya kebakaran hutan di Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pada peta kualitas udara di kawasan AS dan Kanada saat ini, warna ungu menandakan yang terburuk. Kenyataannya, ini adalah kabut asap tebal dan berbahaya yang mengganggu kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh AS dan Kanada, menutupi langit dan mengubah langit menjadi oranye hingga beberapa hari ke depan.

Dengan sistem cuaca yang diperkirakan tidak akan berubah, selimut asap yang menggumpal dari kebakaran hutan di Quebec dan Nova Scotia dan mengirimkan debu materi partikulat halus hingga ke North Carolina akan terus berlanjut hingga Kamis (8/6/2023) dan mungkin hingga akhir pekan ini.

Baca Juga

Itu berarti setidaknya satu hari lagi, atau lebih warga New York menunda semua aktivitasnya, mulai dari penonton dan para pemain baseball, para aktor dari panggung Broadway, hingga ribuan penerbangan. Ini memicu meningkatnya penggunaan masker dan memaksa untuk bekerja dari rumah, yang juga meningkatkan kekhawatiran efek kesehatan dari paparan udara yang buruk dalam waktu lama.

Sistem cuaca yang mendorong menyebarnya asap kebakaran ke wilayah Kanada-Amerika karena sistem tekanan rendah di atas Maine dan Nova Scotia, "Ini mungkin akan bertahan setidaknya untuk beberapa hari ke depan," kata ahli meteorologi Badan Cuaca Nasional AS, Bryan Ramsey.

"Kondisinya kemungkinan besar akan tetap tidak sehat, setidaknya sampai arah angin berubah atau api berhasil dipadamkan," kata Ramsey. "Karena kebakaran yang terjadi sangat besar, kemungkinan besar akan terus berlanjut selama berminggu-minggu. Namun, ini semua hanya akan bergantung pada perubahan arah angin."

Di bagian timur AS, para pejabat memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah dan membatasi atau menghindari kegiatan di luar ruangan lagi pada Kamis. Pemerintah setempat juga memperpanjang peringatan kualitas udara "Kode Merah" di beberapa tempat selama tiga hari berturut-turut. Ini karena prakiraan cuaca menunjukkan angin terus mendorong udara yang mengandung asap ke arah selatan.

Di Washington, Wali Kota Muriel Bowser memerintahkan sekolah-sekolah untuk membatalkan jam istirahat di luar ruangan, olahraga, dan karyawisata pada Kamis. Di pinggiran kota Philadelphia, para pejabat mendirikan tempat penampungan darurat agar orang-orang yang tinggal di luar rumah dapat berlindung dari kabut asap.

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan bahwa negara bagian tersebut menyediakan satu juta masker N95, jenis masker yang lazim digunakan pada puncak pandemi Covid-19. Penyediaan masker diperbanyak di fasilitas-fasilitas umum negara bagian, termasuk 400.000 masker di New York City. Dia juga mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah.

"Anda tidak perlu keluar dan berjalan-jalan. Anda tidak perlu mendorong bayi di kereta dorong," kata Hochul pada Rabu malam. 

Pesan itu mungkin berhasil. Sejauh ini, para pejabat mengatakan pada Rabu, New York City belum melihat peningkatan panggilan 911 terkait masalah pernapasan dan serangan jantung.

Lebih dari 400 titik kebakaran yang terjadi di seluruh Kanada telah menyebabkan 20.000 orang mengungsi. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement