Kamis 08 Jun 2023 23:03 WIB

China Nyatakan Prihatin Atas Hancurnya Bendungan di Ukraina

China sebut perang Rusia-Ukraina sebabkan penderitaan yang lebih besar.

Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, air mengalir melalui di bendungan yang jebol di Kakhovka di Kakhovka, Ukraina.
Foto: Ukrainian Presidential Office
Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, air mengalir melalui di bendungan yang jebol di Kakhovka di Kakhovka, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun menyuarakan keprihatinan atas penghancuran bendungan di selatan Ukraina, yang disebut sebagai eskalasi lebih lanjut dari konflik antara Moskow dan Kiev. "Apa yang baru saja terjadi mengingatkan kita sekali lagi bahwa apa pun bisa terjadi dalam situasi konflik," kata Zhang, melansir Anadolu, Kamis (8/6/2023).

Zhang memperingatkan bahwa perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina berisiko menyebabkan penderitaan yang lebih besar dan lebih banyak bencana, menciptakan lebih banyak risiko yang serius dan tidak mungkin diprediksi. Dia mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum internasional.

Baca Juga

"Kami mendesak semua pihak dalam konflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga dan infrastruktur sipil," kata Zhang.

Keadaan darurat diumumkan di kedua sisi bendungan Kakhovka, satu sisi dikendalikan Rusia, sisi lainnya dikendalikan Ukraina. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas ledakan yang menghancurkan sebagian bendungan yang memasok air ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia dan Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014. Insiden tersebut telah menyebabkan banjir di pemukiman terdekat.

Moskow menuduh Ukraina mencoba mengurangi pasokan air tawar untuk Krimea yang berasal dari waduk Kakhovka, sementara Kyiv mengklaim bahwa Rusia mencoba memperlambat serangan balasan yang disiapkan. Kedua belah pihak meminta pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB, di mana Zhang menyuarakan bahwa Beijing sangat prihatin tentang konsekuensi potensial dari ledakan bendungan tersebut.

Zhang juga mencatat bahwa Badan Energi Atom Internasional menegaskan insiden tersebut belum menimbulkan risiko bagi keselamatan pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

"Namun, air di waduk terus surut, dan tidak mungkin untuk terus memompa air ke PLTN di masa mendatang," ujar dia.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement