REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat Politik Firman Manan menilai, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya, Dedi Mulyadi satu-satunya kandidat kuat yang mampu menjadi pesaing Ridwan Kamil dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) 2024.
Firman menjelaskan, berdasarkan simulasi elektabilitas Emil memang paling tinggi. Faktor pendukungnya, yakni statusnya sebagai incumbent, kemudian tingkat kepuasan masyarakat Jabar persentasenya juga terbilang tinggi, hingga 86 persen.
Elektabilitas Emil, kata Firman, lebih dari 40 persen. Disusul Dedi sekitar 20-an persen, kemudian Dede Yusuf, Deddy Mizwar, Mochammad Iriawan atau Iwan Bule, Saan Mustopa, dan Ono Surono yang kesemuanya di bawah 10 persen.
"Sejauh ini kansnya besar, kalau maju di Jawa Barat dua periode. Elektabilitas 40-an persen. Bahkan, kalau misalnya Dedi Mulyadi dikeluarkan dari simulasi (survei), itu 71 persen Kang Emil," ujar Firman, Jumat (9/6/2023).
Firman mengatakan, meskipun rentang ekuivalen Emil terhadap kandidat lain, terutama Dedi terbilang jauh. Tapi mantan Bupati Purwakarta tersebut memiliki keunggulan, karena Partai Gerindra mempunyai basis kuat di Jawa Barat. Terlebih partai besutan Prabowo Subianto tersebut mendominasi suara dan parlemen di provinsi pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019 lalu.
Kalau nantinya Gerindra mengusung Dedi di Pilgub Jabar 2024, kata Firman, tentunya hal ini akan menjadi ancaman bagi Emil. Sebab Gerindra memiliki pondasi yang terbilang kokoh di Jawa Barat.
"Walaupun masih agak jauh sebetulnya, tapi kalau kita cari by survei sejauh ini penantang utamanya Dedi Mulyadi. Apalagi pindah ke Gerindra. Dukungan di Jawa Barat relatif besar," katanya.
Potensi pertarungan, kata dia, bisa menarik, kalau benar Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi kembali berhadapan di 2024. "Di 2018 Kang Dedi jadi cawagub. Kalau misal sekarang, Gerindra memutuskan mendorong Dedi Mulyadi," katanya.
Apalagi, kata dia, elektabilitas Partai Golkar yang menjadi perahu politik Emil sebut Firman belum begitu baik. Karena, masih di bawah PDI Perjuangan, Gerindra. dan PKS. Meski secara personal, mantan Wali Kota Bandung tersebut memiliki elektabilitas tinggi.
Hal ini, kata dia, akan menjadi pekerjaan berat tersendiri bagi Emil, dalam mengupayakan agar popularitas dirinya pribadi dan partai dapat seimbang, guna memuluskan keinginannya untuk lanjut menjadi Gubernur Jawa Barat di periode kedua.
"Tingkat elektabilitas Kang Emil sangat tinggi sebagai calon gubernur. Tapi Partai Golkar elektabilitasnya masih dibawah PDIP, Gerinda, PKS," katanya.
Artinya, kata dia, Kang Emil punya PR, bagaimana supaya dukungan individu terhadap Emil itu linier dengan dukungan ke Golkar. "Itu jadi tugas Kang Emil, kalau memuluskan terutama opsi untuk di Jawa Barat dua periode," katanya.