REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin baru Bank Dunia, Aja Banga mengungkapkan Bank Dunia perlu mendorong investor swasta untuk lebih terlibat dalam membantu negara-negara berkembang. Khususnya untuk membantu negara berkembang menghadapi perubahan iklim dan sumber energi bahan bakar fosil.
Dikutip dari Reuters, Ahad (11/6/2023), Banga mengatakan dalam program CNN Fareed Zakaria, upaya yang sekarang sedang dilakukan untuk memperluas kapasitas pinjaman Bank Dunia. Selain itu juga mengubah model bisnisnya berpotensi membebaskan puluhan miliar dolar namun bukan perkiraan triliunan dolar yang diperlukan untuk memastikan energi yang adil.
Modal sektor swasta sangat penting karena dana dari pemerintah, filantropi, Bank Dunia, dan bank pembangunan multilateral (MDB) lainnya tidak akan pernah cukup. Khususnya untuk membantu negara-negara miskin beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim.
"Satu-satunya jalan ke depan adalah menemukan cara untuk membuat sektor swasta percaya bahwa ini adalah bagian dari masa depan mereka," kata Banga.
Dia menuturkan, perusahaan swasta terikat untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham. Selain itu tidak dapat mengambil risiko yang terlibat tetapi bank dapat membantu.
Listrik yang terjangkau adalah titik awal utama untuk pembangunan sosial dan ekonomi di negara berkembang. Hanya saja menurutnya, solusi baru diperlukan untuk menghindari model pertumbuhan intensif emisi yang diikuti oleh negara maju.
Banga mengatakan kepada CNN bahwa dia juga akan bekerja sama dengan pemberi pinjaman multilateral dan organisasi pembangunan lainnya. Banga juga akan bergabung dalam kunjungannya pekan ini oleh Presiden Bank Pembangunan Inter-Amerika Ilan Golfajn.