REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengaku sangat prihatin dengan aksi perundungan yang menimpa dua siswa SMP di Cicendo, Kota Bandung. Dalam waktu dekat, dia akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah, pemerhati pendidikan, dan OPD terkait untuk menangani kasus ini.
"Munculnya sikap anarkisme dan tindak kekerasan ini bisa jadi dipantik oleh konten-konten yang berseliweran di media sosial dan jagat maya," ujar Ema saat mengunjungi SDN 001 Merdeka Bandung, Senin (12/6/2023).
Menurut dia, semakin bebasnya arus informasi sangat berisiko memengaruhi tindakan dan pola pikir anak-anak. Terutama, mereka yang tidak terpantau saat menggunakan perangkat gawai.
"Gadget bisa saja jadi faktor pengaruh karena meluasnya informasi itu pun kan dari gadget, sekarang sampai diviralkan dan lain sebagainya. Tapi, intinya kita prihatinlah dengan peristiwa itu makanya saya mintakan para guru barang waktu 5-10 menit selalu mengingatkan anak-anak bagaimana kearifan dan bijak saat menggunakan gadget," kata Ema.
Tak hanya tenaga pendidik, Ema juga meminta orang tua dan perangkat kewilayahan seperti RT hingga camat untuk dapat memasifkan pengawasan dan sosialisasi kepada anak-anak maupun orang tua agar dapat bijak saat menggunakan gawai atau mengakses lautan informasi di jagat maya.
"Kalau nanti mereka melihat apa pun, saya pikir di usia yang belum tepat itu bisa bahaya," ujarnya.
Meski begitu, dia menekankan bahwa tidak akan ada kebijakan larangan penggunaan gawai di lingkungan sekolah. Sebaliknya, dia meminta, seluruh warga sekolah untuk menguatkan pengawasan kepada anak-anak yang memang hampir seluruhnya sudah memiliki gawai.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar menjelaskan, kasus perundungan tersebut saat ini telah ditangani oleh pihak berwenang. Disdik Kota Bandung, dia melanjutkan, juga telah menerjunkan Tim Roots atau tim anti perundungan, begitu juga tim pandawa yang bertugas memberikan pendampingan kepada korban dan pelaku.
"Kemarin itu kan kejadiannya ada di luar sekolah, tentu saja ini jadi tanggung jawab kita semua. Semuanya harus mengawasi setiap gerak-gerik anak supaya tidak terjadi perundungan," kata Hikmat.
Lebih jauh, dia menjelaskan, Tim Roots akan siap sedia selama 1x24 jam untuk memberikan pelayanan dan pendampingan. Setiap sekolah, kata Hikmat, juga seyogianya memiliki satgas anti perundungan, sesuai arahan dari Kemendikbud.
Lebih lanjut, Hikmat mengeklaim bahwa kasus perundungan di Kota Bandung bersifat dinamis dari tahun ke tahun. Data perundungan di Kota Bandung data secara khusus tidak signifikan, tapi ada.