REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Senin (12/6/2023), disambut oleh mitranya dari Venezuela, Presiden Nicolas Maduro, di istana kepresidenan Miraflores. Pertemuan kedua pemimpin negara ini untuk memperkuat kerja sama strategis kedua negara di bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan energi.
Raisi tiba di Caracas untuk memulai lawatannya ke negara-negara sekutu Iran di Amerika Latin, yang juga akan membawanya ke Kuba dan Nikaragua, yang kesemuanya sedang berjuang melawan sanksi dari musuh bersama, Amerika Serikat.
Pada kesempatan kunjungan Raisi, Maduro mengatakan di Twitter bahwa Venezuela menemui teman saat ini. "..dengan siapa kita bersatu dalam perlawanan, keberanian dan penentuan nasib sendiri untuk tetap menjadi bangsa yang merdeka. Kami akan selalu menyambut mereka di Tanah Air kami!" dikutip dari Anadolu Agency.
Raisi disambut oleh Menteri Luar Negeri Yvan Gil di bandara Caracas, setelah itu ia mengunjungi Mausoleum Simon Bolivar, seorang revolusioner yang membawa kemerdekaan ke Venezuela dan negara-negara lain di benua itu.
Presiden Raisi kemudian diterima oleh Maduro dengan penghormatan militer tertinggi dan pengawalan kuda. Raisi tiba di Venezuela bersama istrinya, ibu negara Jamileh-Sadat Alamolhoda.
Pada tahun 2022, Maduro mengunjungi Iran, di mana ia menandatangani pakta 20 tahun untuk bekerja sama di sektor minyak, petrokimia, dan pertahanan. Ini adalah kunjungan pertama Raisi ke negara Amerika Selatan, yang dilakukan di tengah tuduhan AS bahwa pemerintah Iran membantu Rusia.
AS menuduh Iran membantu Rusia dalam membangun pabrik pembuatan drone yang digunakan untuk berperang di Ukraina. Moskow membutuhkan banyak pesawat tak berawak Iran untuk mengamankan pasokan senjata demi kemenangan perang di Ukraina.
Kedua negara, Venezuela dan Iran telah menjalin hubungan dekat, bahkan sejak Venezuela di bawah pemerintahan mantan Presiden Hugo Chavez. kedua negara telah menandatangani ratusan perjanjian kerja sama komersial, industri, keuangan, minyak, dan infrastruktur.