REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Belum lama ini jagat maya dihebohkan dengan kesalahan sebuah restoran yang memberikan sajian makanan berbahan daging babi. Padahal si pemesan meng-order menu daging sapi. Warganet pun jadi heboh. Mereka mengecam restoran tersebut karena telah memberikan makanan tidak halal kepada konsumennya yang menjunjung tinggi makanan halal.
Terkait hal ini, banyak orang bertanya mengapa Islam mengharamkan babi? Apa hikmah di balik pengharaman tersebut.
Kisah pengharaman daging babi
Pada mulanya masyarakat Arab, khususnya di kawasan Hijaz (Makkah) mengonsumsi babi. Mereka memelihara hewan tersebut di pekarangan dan area peternakan.
Kemudian Nabi Muhammad muncul pada abad ketujuh masehi. Ketika tumbuh dewasa, putra Abdullah dan cucu pembesar Quraisy Abdul Muthallib itu mendapatkan wahyu untuk menyebarluaskan Islam kepada seluruh manusia.
Nah pada saat berdakwah, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah, yaitu Surah Albaqarah ayat 173
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحْمَ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيْرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Innamā ḥarrama 'alaikumul-maitata wad-dama wa laḥmal-khinzīri wa mā uhilla bihī ligairillāh, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā 'ādin fa lā iṡma 'alaīh, innallāha gafụrur raḥīm
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari sinilah...
Lihat halaman berikutnya >>