Rabu 14 Jun 2023 20:05 WIB

Lukashenko: Belarusia Tak Ragu Gunakan Nuklir Rusia bila Negaranya Diserang

Awal tahun ini, Putin mengumumkan rencana penyebaran senjata nuklir ke Belarusia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
residen Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berbicara satu sama lain selama sesi pleno Forum Ekonomi Eurasia di Moskow, Rusia, Rabu, 24 Mei 2023
Foto: Vyacheslav Viktorov via AP
residen Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berbicara satu sama lain selama sesi pleno Forum Ekonomi Eurasia di Moskow, Rusia, Rabu, 24 Mei 2023

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan pada Selasa (13/6/2023), negaranya telah menerima sejumlah senjata nuklir taktis Rusia. Ia kemudian memperingatkan bahwa ia tidak akan ragu untuk memerintahkan penggunaan senjata nuklir ini, jika Belarusia menghadapi tindakan agresi dari sekutu dan Eropa.

Komentar Lukashenko yang dianggap kurang tepat ini bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Putin menegaskan senjata nuklir Rusia yang akan dikerahkan ke Belarusia, tetap berada di bawah kendali eksklusif Moskow.

Baca Juga

Awal tahun ini, Putin mengumumkan rencana penyebaran senjata nuklir jarak pendek ke negara tetangga dan sekutu Moskow, Belarusia. Rencana itu dalam sebuah langkah yang secara luas dilihat sebagai peringatan kepada Barat yang telah meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

Dalam pertemuannya hari Jumat lalu dengan Lukashenko, Putin mengatakan bahwa pembangunan fasilitas-fasilitas untuk senjata-senjata tersebut akan selesai pada 7-8 Juli. Kemudian senjata itu akan dipindahkan ke wilayah Belarusia dengan cepat setelah itu.

Lukashenko mengatakan pada hari Selasa (14/6/2023), bahwa semuanya sudah siap untuk penyebaran senjata nuklir Rusia. "Hanya butuh beberapa hari bagi kami untuk mendapatkan apa yang kami minta, bahkan lebih," kata Pemimpin Belarusia menambahkan.

Ketika ditanya oleh pembawa acara TV pemerintah Rusia apakah Belarusia telah menerima beberapa senjata nuklir Rusia itu, Lukashenko menjawab dengan malu-malu dengan mengatakan, tidak semuanya, sedikit demi sedikit. "Kami telah mendapatkan rudal dan bom dari Rusia," katanya.

Lukashenko menambahkan bahwa senjata nuklir Rusia yang akan dikerahkan ke Belarusia tiga kali lebih kuat, daripada bom atom AS yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada 1945.

"Tuhan melarang saya untuk membuat keputusan untuk menggunakan senjata-senjata itu hari ini, tetapi tidak akan ada keraguan jika kita menghadapi agresi," kata Lukashenko, yang dikenal karena pernyataannya yang menggertak, pada hari Selasa (14/6/2023).

Berbicara pada Selasa malam dalam pidato yang disiarkan oleh TV pemerintah Rusia, ia mengklarifikasi bahwa ia akan berkonsultasi dengan Putin sebelum menggunakan senjata apa pun. "Dengar, jika perang dimulai, apakah Anda pikir saya akan melihat-lihat?\" katanya.

"Saya mengangkat telepon, dan di mana pun dia berada, dia akan mengangkatnya," kata Lukashenko merujuk pada Putin. 

"Jika dia menelepon, saya akan mengangkatnya kapan saja. Tidak ada masalah sama sekali untuk mengoordinasikan peluncuran serangan."

Para pejabat Rusia tidak segera memberikan komentar atas pernyataan Lukashenko. Dia menekankan dirinyalah yang meminta Putin untuk mengerahkan senjata nuklir Rusia ke Belarus. Ia beralasan bahwa langkah itu diperlukan untuk mencegah potensi agresi.

"Saya yakin tak seorang pun akan mau melawan negara yang memiliki senjata-senjata itu," kata Lukashenko. "Itu adalah senjata-senjata penangkal."

Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata ini memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal balistik antarbenua yang mampu melenyapkan seluruh kota.

Lukashenko mengatakan Belarusia tidak membutuhkan pengerahan senjata nuklir strategis Rusia ke wilayahnya. "Apakah saya akan melawan Amerika? Tidak," katanya. 

Namun, ia menambahkan bahwa Belarusia juga menyiapkan fasilitas untuk rudal berhulu ledak nuklir antarbenua untuk berjaga-jaga.

Bersama Ukraina dan Kazakhstan, Belarusia menjadi tuan rumah bagi sebagian besar persenjataan nuklir Soviet saat mereka masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Senjata-senjata itu ditarik ke Rusia setelah keruntuhan Soviet pada 1991 di bawah kesepakatan yang disponsori oleh AS.

Rusia tidak mengatakan berapa banyak senjata nuklir taktisnya yang akan dikirim ke Belarusia. Pemerintah AS meyakini bahwa Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, termasuk bom yang dapat dibawa oleh pesawat, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.

Rusia menggunakan wilayah Belarusia untuk mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dan telah menempatkan pasukan dan persenjataan di wilayah sekutunya. Lukashenko mengatakan Belarusia akan meningkatkan produksi roket tak berpeluru kendali untuk beberapa peluncur roket

Lukashenko, yang telah berkuasa selama 29 tahun, telah mengandalkan dukungan politik dan ekonomi Rusia untuk bertahan di kekuasaan politik. Ia menghadapi protes berbulan-bulan, melakukan penangkapan massal, dan sanksi Barat setelah pemilihan umum pada tahun 2020, yang membuatnya tetap berkuasa, namun dianggap Barat sebagai pemilu yang dicurangi.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement