REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keributan selama penerbangan yang disebabkan oleh penumpang kerap menjadi berita utama. Insidennya berkisar dari serangan terhadap pramugari, perselisihan mengenai bayi yang menangis, hingga ancaman keselamatan pesawat.
Presiden Asosiasi Pramugari-Pramugara (Association of Flight Attendants-CWA), Sara Nelson, mengatakan masalah sosial dan politik selalu muncul di pesawat. Namun menurut dia, pandemi Covid-19 berkontribusi pada peningkatan gangguan selama penerbangan.
“Pandemi membuat setiap orang menderita dan itu memengaruhi bagaimana kita berinteraksi, apalagi di tengah kerumunan orang asing dari segala usia dan latar belakang yang beragam. Di satu sisi, kita lupa caranya untuk berkumpul bersama, dan di sisi lain, stres menumpuk dan bisa tumpah seketika,” kata Nelson seperti dilansir laman Huffington Post, Kamis (15/6/2023).
Administrasi Penerbangan Federal melaporkan sekitar empat insiden penumpang yang sulit diatur per 10 ribu penerbangan. Dengan meningkatnya kecemasan, ketidakpastian, hingga ketidakpercayaan yang dirasakan banyak orang selama pandemi, tidak terlalu mengejutkan jika semakin banyak penumpang sulit diatur saat melakukan perjalanan udara.
Lantas apa yang harus dilakukan jika Anda duduk di sebelah penumpang yang sulit diatur? Reporter senior di The Points Guy, Zach Griff, menyarankan untuk mempraktikkan taktik deeskalasi. Maksudnya, jangan melakukan apa pun yang dapat memicu penumpang yang sulit diatur tersebut.
Taktik deeskalasi dapat mencakup merespons dengan suara yang tenang dan terkendali jika mereka berbicara kepada Anda. Jangan menandingi kemarahan penumpang lain, tetapi pertimbangkan untuk mengafirmasi apa yang mereka katakan untuk menunjukkan bahwa mereka didengar.
“Untuk mengakhiri percakapan yang tidak nyaman, Anda mungkin berhasil menggunakan headphone atau penyumbat telinga dan masker mata seolah-olah Anda akan tidur,” kata Griff.
Jika situasinya tetap mengganggu, ingatlah bahwa pramugari ada di dalam pesawat untuk membantu. Griff mengatakan, pramugari dilatih untuk meredakan ketegangan. Sambil menunggu kehadiran pramugari, Anda bisa meninggalkan tempat duduk, mungkin dengan alasan bahwa Anda perlu ke toilet.
“Setelah meninggalkan tempat duduk, segera dekati pramugari di dapur untuk menjelaskan situasinya. Awak pesawat dilatih untuk menangani situasi seperti ini. Jangan mengambil tindakan sendiri,” kata Griff.
Nelson juga menilai penumpang yang berniat melerai atau mengatasi masalah, bisa saja malah memperkeruh situasi. “Jadilah saksi yang baik dan penolong yang siap sedia. Jika diinstruksikan, bantu pramugari untuk mengatasi penumpang yang mengganggu,” kata Nelson.
Ia menyerukan, tindakan tegas setelah terjadinya gangguan serius dan kekerasan dalam penerbangan. Konsekuensi yang jelas sangat penting untuk mencegah perilaku buruk, termasuk penuntutan, dan penegakan denda dan/atau hukuman penjara.
"Pelanggar terburuk juga bisa di blacklist dari penerbangan. Jika penumpang bertindak buruk di satu maskapai penerbangan, mereka seharusnya tidak diizinkan untuk membeli tiket di maskapai penerbangan lain,” ujar Nelson.