Kamis 15 Jun 2023 21:13 WIB

Harga Pupuk Dunia Kembali Normal, Pupuk Indonesia Pastikan Pasokan Terjaga

Harga komoditas pupuk dunia mulai kembali ke harga normal sejak awal tahun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal cek ketersediaan pupuk subsidi, (ilustrasi).
Foto: Pupuk Indonesia
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal cek ketersediaan pupuk subsidi, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan penyesuaian harga jual pupuk seiring menurunnya harga komoditas pupuk dunia. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan harga komoditas pupuk dunia mulai kembali ke harga normal sejak awal tahun. 

"Memang pada 2022 itu harga tinggi, urea bisa sampai 900 dolar AS per ton atau sekitar Rp 13 juta. Bahan baku untuk NPK seperti KCL bisa sampai 900 dolar AS, sekarang harga urea turun 300 dolar AS, bahkan di bawah itu atau kembali ke normal dulu di zaman 2016-2019," ujar Gusrizal kepada Republika di Gedung Phonska, Jakarta, Kamis (16/6/2023).

Baca Juga

Gusrizal menyampaikan kenaikan harga komoditas pupuk tahun lalu imbas dari melambungnya harga gas dunia yang berdampak pada kenaikan harga urea global. Gusrizal mengatakan kembali normalnya harga tersebut tidak berpengaruh terhadap pasokan Pupuk Indonesia. 

"Untuk pupuk subsidi tidak terpengaruh, HET tidak berubah. Dari sisi petani serapannya sama saja, dari kami pun punya tidak masalah karena biaya kami dibayar di HPP. Artinya keburuhan nasional subsidi untuk NPK dan urea tidak terganggu," ucap Gusrizal.

Sementara untuk pupuk nonsubsidi, Gusrizal mengatakan perusahaan selalu menyesuaikan harga jual dengan kondisi harga komoditas pupuk terkini. Gusrizal mengatakan harga jual pupuk milik Pupuk Indonesia pun cukup kompetitif dengan para pesaing. 

"Sampai hari ini tidak terganggu (dengan normalnya harga komoditas pupuk dunia), apalagi sekarang kita memprioritaskan penjualan dalam negeri, jadi harga pun sudah turunkan sekarang. Dulu harga bisa sampai Rp 9-10 juta per ton, sekarang Rp 5 juta, bahkan ada yang di bawah Rp 5 juta," kata Gusrizal.

Gusrizal menyampaikan kembali normalnya harga tentu menguntungkan bagi para petani. Sementara bagi perusahaan pun lebih baik karena akan meningkatkan penjualan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement