REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Amerika Serikat (AS) akan mendesak CEO Ford Motor dan General Motors yang merupakan produsen mobil AS untuk mengurangi ketergantungan pada suku cadang mobil China, khususnya baterai kendaraan listrik.
Menurut sumber kepada Reuters, Senin (19/6/2023), empat anggota komite Dewan Perwakilan AS yang mengurusi akibat yang mungkin muncul dalam perdagangan dengan China akan melakukan perjalanan ke Detroit Selasa (20/6/2023) untuk bertemu dengan Jim Farley dari Ford dan Mary Barra dari GM, kata sumber tersebut.
Partai Republik Mike Gallagher dan John Moolenaar, dari Demokrat Raja Krishnamoorthi dan Haley Stevens juga berencana untuk bertemu dengan para eksekutif dari pemasok mobil termasuk BorgWarner, Continental, Bosch, Tenneco, dan startup baterai Our Next Energi.
Fokus pada suku cadang mobil China muncul segera setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan kunjungan langka ke Beijing. Sayangnya, dalam pertemuan itu gagal menghasilkan terobosan besar.
Ford mengatakan pada hari Senin bahwa pertemuan dengan anggota komite Dewan Perwakilan AS, bertujuan berbagi informasi untuk memperkuat daya saing Amerika dan membangun rantai pasokan EV di AS dan dalam pertemuan kami besok, kami berencana untuk membagikan bagaimana kami melakukan hal itu.
GM menolak mengomentari pertemuan tersebut.
Gallagher, yang mengepalai komite China, pada April mengemukakan kekhawatiran tentang ketergantungan Tesla di China, setelah perusahaan tersebut mengungkapkan rencana untuk membuka pabrik baterai raksasa di Shanghai.
Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) senilai 430 miliar dolar AS yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada Agustus bertujuan untuk menghentikan produksi kendaraan listrik AS dari rantai pasokan China dengan memberlakukan persyaratan baru pada kredit pajak kendaraan listrik. Aturan kredit pajak yang baru membatasi kelayakan hanya untuk kendaraan rakitan Amerika Utara dan menetapkan aturan sumber baterai.
Kesepakatan Ford yang diumumkan pada Februari untuk menggunakan teknologi dari perusahaan baterai China CATL sebagai bagian dari rencana pembuat mobil untuk menghabiskan 3,5 miliar dolar AS untuk membangun pabrik baterai di Michigan telah menuai kritik dari beberapa anggota Dewan Perwakilan AS.
Senator Republik Marco Rubio telah meminta pemerintahan Biden untuk memblokir kredit pajak kendaraan listrik untuk baterai yang diproduksi menggunakan teknologi China.
Ford sebelumnya mengatakan membuat baterai itu di rumah jauh lebih baik daripada terus bergantung secara eksklusif pada impor asing, seperti yang dilakukan perusahaan mobil lainnya.
Bloomberg News pertama kali melaporkan pertemuan yang direncanakan.