REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah membatalkan impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang. Pemerintah memastikan dibatalkan impor tersebut tidak akan menganggu operasional kereta commuter Jabodetabek.
“Jadi kita sudah rapatkan mengenai KRL, kita tidak akan mengimpor barang bekas karena itu melanggar tiga aturan, satu Perpres, kedua Perindustrian dan Perhubungan,” kata Luhut usai uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Ia menuturkan, empat hari yang lalu, pemerintah telah merapatkan ihwal langkah apa saja yang harus ditempuh demi memastikan kelancaran operasional seiring dibatalkan impor kereta bekas. Menurut dia, kereta-kereta yang sudah memasuki usia tua akan dilakukan retrofit atau peremajaan mesin yang dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (INKA).
Pemerintah mempercayai seluruh ahli perkeretaapian yang akan menangani retrofit KRL. Seluruh kendala yang semua diperkirakan bila impor dibatalkan diyakini dapat teratasi. Setidaknya hingga tahun 2025 mendatang.
Namun, Luhut tak menampik, Indonesia memang tetap membutuhkan impor KRL namun kereta baru. Luhut belum merinci rencana tersebut. pasalnya, untuk memesan kereta baru dibutuhkan waktu dua tahun sehingga pemerintah memprioritaskan retrofit terhadap unit gerbong yang dimiliki saat ini.
“Kita akan mengimpor tiga saja yang baru untuk menutupi itu, tapi butuh satu, dua tahun. Kritisnya ini tahun depan sampai 2025,” kata dia.