Kamis 22 Jun 2023 15:42 WIB

Luhut: Impor KRL Bekas dari Jepang Batal!

Pemerintah memilih untuk impor kereta baru, meski rencana belum detail.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Rangkaian kereta LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Rangkaian kereta LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah membatalkan impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang. Pemerintah memastikan dibatalkan impor tersebut tidak akan menganggu operasional kereta commuter Jabodetabek.

“Jadi kita sudah rapatkan mengenai KRL, kita tidak akan mengimpor barang bekas karena itu melanggar tiga aturan, satu Perpres, kedua Perindustrian dan Perhubungan,” kata Luhut usai uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Ia menuturkan, empat hari yang lalu, pemerintah telah merapatkan ihwal langkah apa saja yang harus ditempuh demi memastikan kelancaran operasional seiring dibatalkan impor kereta bekas. Menurut dia, kereta-kereta yang sudah memasuki usia tua akan dilakukan retrofit atau peremajaan mesin yang dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (INKA).

Pemerintah mempercayai seluruh ahli perkeretaapian yang akan menangani retrofit KRL. Seluruh kendala yang semua diperkirakan bila impor dibatalkan diyakini dapat teratasi. Setidaknya hingga tahun 2025 mendatang.

Namun, Luhut tak menampik, Indonesia memang tetap membutuhkan impor KRL namun kereta baru. Luhut belum merinci rencana tersebut. pasalnya, untuk memesan kereta baru dibutuhkan waktu dua tahun sehingga pemerintah memprioritaskan retrofit terhadap unit gerbong yang dimiliki saat ini.

“Kita akan mengimpor tiga saja yang baru untuk menutupi itu, tapi butuh satu, dua tahun. Kritisnya ini tahun depan sampai 2025,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement