Sabtu 24 Jun 2023 14:43 WIB

Jumlah Jamaah Haji Pulih Seperti Sebelum Pandemi, Saudi Terima 2 Juta Orang

Arab Saudi menyatakan siap melayani jamaah haji dari seluruh dunia.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Umat Islam berjalan usai menjalankan ibadah shalat magrib di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis (22/6/2023). Pemerintah mengimbau peserta calon haji Indonesia melaksanakan ibadah di hotel masing-masing untuk menyiapkan fisik jelang puncak ibadah haji dimana Masjidil Haram telah dipadati jamaah dari berbagai negara.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Umat Islam berjalan usai menjalankan ibadah shalat magrib di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis (22/6/2023). Pemerintah mengimbau peserta calon haji Indonesia melaksanakan ibadah di hotel masing-masing untuk menyiapkan fisik jelang puncak ibadah haji dimana Masjidil Haram telah dipadati jamaah dari berbagai negara.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penyelenggaraan ibadah haji 2023 merupakan sejarah tersendiri dengan kapasitas penuh usai pandemi sepanjang tiga tahun.

Dilansir di Saudi Gazette, Sabtu (24/6/2023), lebih dari dua juta jamaah yang tersebar dari 160 negara di seluruh dunia berkumpul di di Makkah pada pekan ini untuk memulai perjalanan spiritual seumur hidup mereka.

Baca Juga

Pejabat dari beberapa negara Islam telah mengonfirmasi pemulihan kuota haji mereka tahun ini ke tingkat yang sama seperti sebelum merebaknya pandemi Covid-19.

Dengan demikian, jumlah jamaah haji dari luar negeri untuk haji tahun ini akan melampaui dua juta dari 57 negara Islam dan lebih dari 100 negara lain yang berpenduduk Muslim di seluruh penjuru dunia. Wakil Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Abdel-Fattah Mashat mengatakan kementerian mengikuti mekanisme yang sama yang berlaku sebelum merebaknya pandemi dalam menentukan kuota jamaah haji dari masing-masing negara.

Dia menekankan musim saat ini unik dan semua prosesi haji sudah siap di tempat-tempat suci. Mashat mengatakan ada rencana pencegahan dari pihak otoritas terkait untuk menangani keadaan darurat kesehatan atau organisasi apa pun yang mungkin timbul selama ibadah haji berlangsung.

Dan hal ini dinilai sesuai dengan kemampuan Saudi dalam mengelola kerumunan dan menangani krisis. Dia mengungkapkan otoritas terkait di Kerajaan telah menerima pengajuan dari banyak negara untuk bergabung dengan inisiatif Rute Makkah.

Pengajuan ini sedang dipelajari oleh Kementerian Dalam Negeri. Mengenai klasifikasi perusahaan dan lembaga penyedia layanan haji, wakil menteri mengatakan perusahaan-perusahaan ini akan diklasifikasi ulang setelah haji berdasarkan tingkat kepuasan jamaah sesuai dengan data dari formulir evaluasi relevan yang diposting di platform jamaah utama.

“Sejumlah perusahaan perhotelan terkemuka diberikan kesempatan mempresentasikan layanan kompetitif mereka. Perusahaan yang mangkir akan dimintai pertanggungjawaban, dan ada mekanisme mengompensasi jamaah haji atas segala kekurangan yang mereka alami,” kata dia.

Semua persiapan telah dilakukan dengan baik sebelumnya untuk semua layanan, dan telah ada integrasi, koordinasi, dan harmoni di antara semua pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan haji. Dia menambahkan ada kerja sama antara Kementerian Haji dan Umrah dan semua yang kompeten pihak berwajib.

"Ada juga kerja sama dalam mengembangkan rencana operasional yang terkoordinasi untuk semua, yang dilakukan melalui Kantor Tindak Lanjut Bisnis sementara Komite Haji Pusat melakukan tindak lanjut berkelanjutan dari semua pekerjaan yang terjadi di tingkat operasional," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement