REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokumen internal Microsoft untuk sidang akuisisi Activion Blizzard di Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat mengungkapkan rencana perusahaan teknologi raksasa itu untuk mengakuisisi dua pengembang gim yaitu Sega dan Bungie.
Menurut laporan The Verge pada Selasa (27/6/2023), dalam bocoran dokumen tersebut bos Xbox, Phil Spencer, meminta persetujuan kepada CEO Microsoft, Satya Nadella, dan CFO Microsoft, Amy Hood, untuk mengadakan pembahasan dengan perusahaan induk Sega Sammy terkait potensi akuisisi studio pengembang gim Sega.
“Kami percaya bahwa Sega telah membangun portofolio gim yang seimbang di seluruh segmen dengan daya tarik geografis global, dan akan membantu kami mempercepat Xbox Game Pass baik di dalam maupun di luar konsol,” tulis Spencer dalam sebuah surat elektronik pada November 2020.
Microsoft meyakini akuisisi Sega akan meningkatkan pelanggan Xbox Game Pass di seluruh perangkat PC, konsol, dan cloud.
“Daya tarik global dari IP kesayangan Sega akan membantu memperluas jangkauan Xbox Game Pass ke audiens baru di seluruh dunia, terutama di Asia, di mana konten yang dilokalkan sangat penting untuk kesuksesan,” tulis Spencer kepada Nadella dan Hood saat itu.
Tidak diketahui keputusan Nadella terhadap permintaan dari Spencer tersebut, namun dalam dokumen internal Microsoft pada April 2021, Sega masih terdaftar sebagai target utama akuisisi.
Bungie, pengembang gim milik Sony, juga masuk dalam incaran Microsoft. Sebuah dokumen internal Microsoft menyatakan bahwa “Akuisisi Bungie akan mencakup pengamanan IP yang berharga, (gim) "Destiny" (beserta komunitasnya) dan integrasi infrastruktur dev & live ops ke dalam Xbox Game Studios.”
Di samping itu, Microsoft juga berencana untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan gim seluler di antaranya Thunderful, Supergiant Games, Niantic, Playrix, dan Zynga.