REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, hanya menanggapi laporan terhadap dirinya ke Polresta Bukittinggi karena beberkan inses, lewat unggahan di media sosial instagramnya @ermansafar.
Di situ Erman menyebutkan, bahwa yang dia lakukan sebagai Wali Kota murni karena niat membersihkan Kota Bukittinggi dari kemaksiatan. Selain itu, dia ingin menyelamatkan generasi muda dari hal-hal yang merusak mental dan spiritual," kata Erman, melalui instagramnya, dikutip pada Selasa (27/6/2023).
Erman mengunggah pernyataan ini beberapa jam setelah dirinya dilaporkan ke Polresta oleh pihak keluarga dan niniak mamak Bukittinggi kemarin, Senin (26/6/2023).
"Ketika saya konsentrasi menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, lalu ada yang berselisih paham dan tidak suka, itu merupakan ujian untuk saya. Semoga Allah meridhoi," tulis Erman.
Terkait laporan terhadap Erman Safar, Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal, menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Sumbar. Sebab, yang dilaporkan adalah seorang kepala daerah tingkat dua.
"Kedua laporan sudah kami terima berkaitan dengan dugaan berita bohong. Yang dilaporkan adalah Bapak Wali Kota Bukittinggi," kata Fetrizal.
Fetrizal menyebutkan, dalam kasus dugaan inses ini pihaknya telah meminta keterangan beberapa orang, termasuk MA yang disebut telah bersetubuh dengan ibu kandungnya.
Namun, pihak kepolisian belum dapat mengambil kesimpulan benar ada atau tidak hubungan seks sedarah itu terjadi. "Dari awal dia (MA) mengakui ada inses dengan ibu kandung. Kami periksa kembali, sebut itu hanya halusinasi. Jadi, kami belum bisa menyimpulkan apakah keterangan MA bisa dipertanggungjawabkan," ucap Fetrizal.