Rabu 28 Jun 2023 06:52 WIB

AS Selidiki Dampak Pemberontakan Wagner Bagi Afrika

Militer AS telah bentrok langsung dengan pasukan Wagner di Suriah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Foto tak bertanggal yang disediakan oleh militer Prancis ini menunjukkan tiga tentara bayaran Rusia, di Mali utara. Kelompok tentara bayaran Rusia yang sempat memberontak melawan otoritas Presiden Vladimir Putin selama bertahun-tahun telah menjadi pasukan sewaan yang kejam di seluruh Afrika, melindungi penguasa dengan mengorbankan massa.
Foto: French Army via AP
Foto tak bertanggal yang disediakan oleh militer Prancis ini menunjukkan tiga tentara bayaran Rusia, di Mali utara. Kelompok tentara bayaran Rusia yang sempat memberontak melawan otoritas Presiden Vladimir Putin selama bertahun-tahun telah menjadi pasukan sewaan yang kejam di seluruh Afrika, melindungi penguasa dengan mengorbankan massa.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki pemberontakan singkat kelompok bayaran Wagner terhadap pembentukan militer Rusia dapat memengaruhi operasi tentara bayaran di Timur Tengah dan Afrika. Militer AS telah bentrok langsung dengan pasukan Wagner di Suriah.

Pembuat kebijakan AS melihat kekuatan tentara bayaran melalui prisma persaingan dengan Rusia untuk pengaruh di Afrika dan Timur Tengah. Washington menuduhnya melakukan pelanggaran HAM berat.

Baca Juga

Pejabat AS menyatakan, kemungkinan yang dipertimbangkan oleh para analis kebijakan adalah bahwa para pemimpin negara-negara Afrika mungkin kurang bersedia untuk mempekerjakan kelompok tersebut. Menurut pejabat itu, mereka sangat khawatir tentang saingan internal. Tindakan pengerahan Wagner di Moskow dapat memicu ketakutan mereka.

Keputusan itu dipertimbangkan setelah menyaksikan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin berbalik melawan pelanggannya yaitu Presiden Rusia Valdimir Putin. Salah satu opsi yang ditawarkan Putin kepada anggota Wagner adalah menandatangani kontrak dengan angkatan bersenjata Rusia.

“Jika pasukan Wagner ini diserap ke dalam militer Rusia dalam semalam, itu bisa menjadi masalah. Banyak dari negara-negara ini tidak mendaftar untuk kehadiran militer Rusia ketika mereka meminta pasukan Wagner,” kata pejabat itu berbicara dengan syarat anonimitas.

Meskipun bukan bagian resmi dari militer Rusia, Wagner penting bagi Putin. Mereka dapat mempromosikan prioritas kebijakan luar negerinya dan mencapai sebagian kecil dari biaya. Putin mengatakan pada Selasa (27/6/2023), bahwa kelompok itu dibiayai penuh dari anggaran negara.

Kelompok bersenjata ini tersebut telah mengerahkan ribuan pasukan ke Afrika dan Timur Tengah. Mereka pun telah menjalin hubungan yang kuat dengan beberapa pemerintah Afrika selama dekade terakhir dengan operasi di negara-negara termasuk Mali, Republik Afrika Tengah (CAR), dan Libya.

Tentara bayaran telah memainkan peran sentral dalam invasi Rusia ke Ukraina. Kelompok ini melakukan banyak pertempuran paling berdarah melawan pasukan Ukraina.

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder menolak berspekulasi tentang masa depan Wagner. Namun dia mengutuk tindakan kelompok itu di Afrika dan sekitarnya.

"Mereka adalah pengaruh destabilisasi di kawasan itu dan tentu saja ancaman, itulah sebabnya mereka dinyatakan sebagai organisasi kriminal transnasional," kata Ryder.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement