Rabu 28 Jun 2023 11:51 WIB

Ajaran Al Zaytun Dituding Sesat, Ini Jawaban Panji Gumilang

Panji Gumilang sebut ajaran di Al Zaytun menggunakan kurikulum kemenag dan diknas.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agus Yulianto
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Ma'had Al Zaytun, Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, memberikan jawaban atas stigma yang telah berkembang luas di masyarakat yang menyebut Ma'had Al Zaytun (MAZ) mengajarkan aliran sesat. Panji Gumilang memberikan pernyataannya dalam program Kick Andy Double Check yang disiarkan salah satu televisi swasta. 

Dalam program tersebut, wartawan senior Andy Flores Noya, meminta komentar Panji Gumilang (PG) tentang stigma yang berkembang di masyarakat tentang Ma'had Al Zaytun mengajarkan aliran sesat. Menurut PG, yang memberikan tuduhan-tuduhan tentang MAZ mengajarkan aliran sesat adalah yang menganggap dirinya punya wewenang.

Baca Juga

PG  memaparkan, ajaran di Al Zaytun justru menggunakan kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan yang semua jenjang pendidikan mendapatkan akreditasi A unggul. 

"Kalau kita pikir ajaran di Al Zaytun ada kurikulum, kurikulum jelas, kurikulum departemen agama, kurikulum diknas, kita combine. Dan itu mendapatkan akreditasi A unggul, tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat atas akreditasinya A unggul. Kalau itu sebuah ajaran sesat dari dulu sudah out," kata PG dalam program Kick Andy Double Check.

Sementara itu terkait soal pelaksanaan sholat Id  di Ma'had Al Zaytun yang terdapat wanita di barisan depan atau pada shaf jamaah laki-laki, menurut PG, dirinya mengedepankan fiqih sosial mengangkat harkat martabat wanita.

"Kemudian kalau hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan sholat kemudian ada wanita, saya mengedepankan fiqih sosial mengangkat harkat martabat wanita yang selama ini terpinggirkan, baru dimulai dalam politik. Itupun baru 30 persen. Sedangkan pemahaman yang saya punya berdasarkan Alquran sama. Innal muslimina, wal muslimat, wal mu'minina wal muminat wal qonitin wal qonitat. Tidak pernah dikesampingkan, sejajar, nah kalau soal itu saja lantas sesat menyesatkan bagaimana dunia? Itu hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah menurut keyakinannya dasar kami Alquran," katanya.

Soal penafsiran ayat yang berbeda dengan ulama lain...

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement