Kamis 29 Jun 2023 05:39 WIB

Perangi Antisemitisme, Pesepak Bola Italia Dilarang Pakai Nomor Punggung 88 

Nomor 88 adalah kode numerik untuk “Heil Hitler”, salam untuk pimpinan Nazi, Hitler.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Penggemar Lazio memasang spanduk dari tribun bertuliskan
Foto: AP Photo/Plinio Lepri
Penggemar Lazio memasang spanduk dari tribun bertuliskan

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah dan asosiasi sepak bola Italia telah sepakat melarang penggunaan nomor punggung 88 oleh para pemain sepak bola di negara tersebut. Hal itu menjadi upaya Italia memerangi anti-Yahudi atau antisemitisme di negaranya.

Nomor 88 adalah kode numerik untuk “Heil Hitler”, sebuah salam untuk menghormati pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Selain melarang penggunaan nomor punggung 88, dalam inisiatif bersamanya, pemerintah dan federasi sepak bola Italia turut menyusun penambahan kode etik yang sesuai dengan International Holocaust Remembrance Alliance.

Baca Juga

Inisiatif juga menyerukan agar pertandingan ditangguhkan jika ada nyanyian atau tindakan anti-Semit. Hal itu serupa dengan cara penanganan kasus rasialisme. “Langkah ini adalah tanggapan yang memadai dan efisien terhadap prasangka tak tertahankan yang terlalu sering muncul di stadion kami," kata Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi, Selasa (27/6/2023).

Sementara itu, Presiden Federasi Sepak Bola Italia Gabriele Gravina turut menyambut dan mendukung inisiatif untuk memerangi aksi antisemitisme dalam persepakbolaan di negaranya. “Kredibilitas sepak bola, yang dilukai dan dirusak oleh perilaku diskriminatif, memiliki cerminan langsung pada masyarakat kita,” ujarnya.

Pada Maret lalu, seorang suporter SS Lazio mengenakan kaus klub tersebut dengan nomor punggung 88 dan diberi nama “Hitlerson”. Karena dianggap mempromosikan kebencian, suporter yang bersangkutan kemudian dihukum dilarang menyaksikan pertandingan klub ibu kota tersebut seumur hidup.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement