REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Dua orang tewas saat seorang bersenjata melakukan kontak senjata dengan pasukan keamanan Arab Saudi dekat gedung Konsulat AS di Jeddah, Saudi. Orang bersenjata dan penjaga keamanan kehilangan nyawa dalam insiden itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Rabu (28/6/2023) menyatakan, tidak ada warga AS terluka.
‘’Seorang laki-laki mengendarai mobil berhenti dekat Konsulat AS di Jeddah. Ia keluar dengan membawa senjata api di tangannya,’’ kata juru bicara polisi wilayah Makkah. Melihat kondisi demikian, jelas dia, petugas keamanan mengambil inisiatif pengamanan.
Lalu terjadilah baku tembak yang menyebabkan kematian laki-laki tersebut. Menurut Saudi Press Agency, petugas keamanan asal Nepal terluka kemudian mengembuskan napas terakhir. Pihak Saudi sedang menyelidik peristiwa baku tembak tersebut.
‘’Kedubes dan Konsulat AS tetap melakukan kontak dengan pihak berwenang Saudi, terkait penyelidikan kasus tersebut,’’ ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Konsulat AS dalam beberapa tahun terakhir menjadi target serangan.
Pada 2016, seorang pelaku bom bunuh diri tewas dan dua orang lainnya terluka dalam ledakan dekat kompleks konsulat. Saat itu, personel keamanan mengidentifikasi seorang yang dicurigai berada dekat area parki Dr Suleiman Faqeeh Hospital, seberang konsulat.
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengungkapkan, ketika personel keamanan mendekati orang tersebut, dia meledakkan diri. Pelaku bom bunuh diri tewas dan dua orang lainnya terluka. Insiden terjadi pada 4 Juli, hari kemerdekaan AS dan hari terakhir Ramadhan tahun itu.
Pada hari yang sama, tiga bom bunuh diri lainnya terjadi di beberapa tempat. Satu di Madina, menargetkan Masjid Nabawi. Dua lainnya di sebuah masjid di wilayah timur Kota Qatif. Beberapa tahun sebelumnya, yaitu 2004, lima orang menyerbu Konsulat AS dengan bom dan senjata.
Penyerangan ini menyebabkan kematian empat personel keamanan Saudi yang berada di luar gedung dan lima staf lokal yang berada di dalam gedung konsulat. Tiga pelaku penyerangan tewas dan dua lainnya berhasil ditangkap.
Serangan pada 2004 di Jeddah diikuti peristiwa pengeboman dan penembakan lain terhadap kompleks ekspatriat atau pekerja asing, orang Barat yang bekerja di Saudi dan target lainnya. Ini diyakini aksi Alqaidah yang berupaya menjatuhkan pemerintahan keluarg Al Saud.
Menurut Aljazirah, pada 2013, pengadilan Saudi menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap seorang terdakwa yang terlibat dalam serangan 2004 sedangkan 19 lainnya dijatuhi vonis hukuman penjara 25 tahun.