Sabtu 01 Jul 2023 13:42 WIB

Prancis Kerahkan Kendaraan Lapis Baja Saat Polisi Gagal Kendalikan Demonstran

Prancis mengalami gelombang protes setelah polisi menembak mati remaja di Nanterre.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Kerusuhan terjadi di Prancis setelah remaja bernama Nahel ditembak mati oleh polisi pada Selasa (27/6/2023) di daerah pinggiran Paris, Nanterre, setelah dia melanggar undang-undang lalu lintas
Foto: AP
Kerusuhan terjadi di Prancis setelah remaja bernama Nahel ditembak mati oleh polisi pada Selasa (27/6/2023) di daerah pinggiran Paris, Nanterre, setelah dia melanggar undang-undang lalu lintas

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengirimkan kendaraan lapis baja ke jalan-jalan di kota utama negara ini, pada Jumat (30/6/2023). Cara ini dilakukan ketika pihak berwenang gagal mengatasi demonstrasi besar-besaran yang memasuki malam keempat berturut-turut, yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja oleh polisi.

Kendaraan lapis baja dikerahkan ke alun-alun di berbagai daerah dan kota, termasuk di kota kedua, Marseille, di komune Woippy yang berjarak kurang dari 20 mil dari perbatasan Luksemburg. Dan di komunitas Nanterre di pinggiran barat laut Paris.

Walikota Marseille Benoit Payan mendesak pemerintah untuk mengirimkan bala bantuan pasukan tambahan. Sementara itu, di Toulouse, polisi menangkap 19 orang karena melakukan kekerasan saat sebuah gedung apartemen dibakar.

"Adegan penjarahan dan kekerasan ini tidak dapat diterima," kata Payan, dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (1/7/2023).

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan 270 orang telah ditangkap, dengan lebih dari 80 orang di antaranya berada di Marseille. Seorang pria berusia 19 tahun meninggal pada Jumat (30/6/2023), setelah ia jatuh dari atap sebuah supermarket sekitar pukul 5 pagi waktu setempat di barat laut Prancis, selama protes besar-besaran, surat kabar France Bleu Normandie melaporkan.

Prancis telah mengalami gelombang protes yang merebak dengan aksi kekerasan, ketika seorang polisi menembak mati Nahel M., remaja 17 tahun, di pinggiran kota Paris, Nanterre, pada Selasa, 27 Juni 2023 lalu. Setelah aksi polisi yang menewaskan remaja itu, demonstrasi yang memprotes sikap polisi itu merebak, dan berujung kekerasan hampir di seluruh kota di Prancis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement