Ahad 02 Jul 2023 07:46 WIB

Bela Ganjar yang Telepon Pj Heru, PDIP: Bukan Sekadar Jualan Kata Seperti Capres Lain

Nasdem mengingatkan Ganjar hanya seorang gubernur dan bakal capres.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) berbincang dengan warga saat bersafari politik di perkampungan padat penduduk di Pademangan, Jakarta, Ahad (25/6/2023). Kegiatan tersebut dilakukan Ganjar untuk menyerap aspirasi warga sebelum berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) berbincang dengan warga saat bersafari politik di perkampungan padat penduduk di Pademangan, Jakarta, Ahad (25/6/2023). Kegiatan tersebut dilakukan Ganjar untuk menyerap aspirasi warga sebelum berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menanggapi sinis kritikan yang dilontarkan Partai Nasdem terhadap capres PDIP, Ganjar Pranowo. Menurut Gilbert, tidak ada yang salah dari tindakan Ganjar menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyampaikan keluhan warga Ibu Kota.

Gilbert pun menampik kritikan Nasdem yang menyebut Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah telah memosisikan diri lebih tinggi daripada Pj Gubernur DKI Heru. "Pak Ganjar menelepon (Pj Heru) karena kenal, bukan memaksa," kata Gilbert yang merupakan Kepala Badiklatda PDIP DKI Gilbert itu kepada Republika.co.id, Sabtu (1/7/2023).

Baca Juga

Menurut Gilbert, tindakan Ganjar menyampaikan keluhan warga kepada Pj Heru itu merupakan upaya membantu rakyat. Baginya, Ganjar memang sosok yang mau bekerja, bukan hanya sekadar bisa berbicara.

"Siapa pun yang mau jadi Presiden tentu berniat membantu rakyat seperti yang ditunjukkan Pak Ganjar, bukan sekadar jualan kata-kata seperti capres yang lain," kata Gilbert.

Sindiran 'cuma bisa jualan kata-kata' atau 'ahli menata kata' itu diketahui kerap disematkan terhadap capres yang diusung Nasdem, yakni Anies Baswedan. Adapun Gilbert selama ini memang sering mengkritik Anies sewaktu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Aksi saling serang antara Nasdem dan PDIP yang terbaru ini bermula ketika capres PDIP Ganjar Pranowo menemui masyarakat di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok pada Sabtu (24/6/2023) dan Pademangan, Jakarta Utara, pada Ahad (25/6/2023).

Warga menyampaikan keluhan kepada Ganjar soal ketersediaan air bersih. Merespons keluhan tersebut, Ganjar langsung menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Joko Agus Setyono.

Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR, Saan Mustopa, menilai tindakan Ganjar itu tidak pas. Menurut dia, Ganjar seharusnya menyampaikan keluhan warga itu secara informal kepada Heru dalam rangka hubungan sesama gubernur, bukan atasan dan bawahan.

"Ya kalaupun misalnya mendapatkan keluhan dari warga, tidak langsung otomatis telepon Pj Gubernur di depan warga, yang menempatkan diri seakan-akan posisinya, lebih tinggi dibandingkan PJ gubernur daerah lain," ujar Saan saat dihubungi, Jumat (30/6/2023).

Saan pun mengingatkan bahwa Ganjar masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan capres, belum menjadi presiden RI. "Posisinya baru bakal capres, masih ada tahap lainnya, capres, kalau terpilih jadi presiden. Ini kan masih ada tahap, ini kan baru bakal calon. Jadi hal-hal seperti itu tentu juga harus saling menjaga ya, di antara sesama kepala daerah," ujar Saan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement