Ahad 02 Jul 2023 12:40 WIB

Buat Kuliner Abon Ikan Gabus, Relawan Kalteng Belajar Langsung ke Kapuas

Diharapkan kegiatan ini membuka peluang usaha.

Pelatihan pembuatan abon ikan gabus di Desa Manuntung, Kecamatan dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Foto: Dok. Web
Pelatihan pembuatan abon ikan gabus di Desa Manuntung, Kecamatan dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng.

REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS -- Pelatihan membuat abon ikan gabus yang merupakan makanan khas dari Kabupaten Kapuas, Kalteng diikuti dengan semarak oleh sejumlah kalangan. Korwil Srikandi Ganjar Kalteng Refa Asmianur mengatakan pelatihan itu diadakan di Desa Manuntung, Kecamatan dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng.

"Ada sekitar 50 perempuan milenial yang ikut dalam pelatihan ini, semuanya sangat antusias," ujar dia seperti dilansir pada Ahad (2/7/2023). 

Baca Juga

Dia menyebut pelatihan membuat abon ikan gabus itu bisa menjadi peluang usaha millenial bersama UMKM makanan khas Kapuas. 

"Belajar membuat abon ikan gabus dari ikan yang masih hidup menjadi abon ikan memerlukan waktu 2-3 jam. Abon ikan gabus ini harus dilestarikan dan bisa dijadikan peluang usaha," beber dia.

Refa mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tempat kemasan sebagai contoh agar peserta bisa menjadikan sebagai ide usaha. 

"Abon ikan gabus ini juga berpotensi tinggi dijadikan usaha karena di daerah lain tidak ada sama sekali yang jualan abon ikan gabus," kata dia. 

Refa mengatakan, dengan adanya pelatihan ini bisa menumbuhkan jiwa kreatif millenial dan bisa menjadi sumber usaha juga. "Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat. Srikandi Ganjar Kalteng juga merupakan wadah untuk menampung aspirasi para millenial dalam mengembangkan minat dan bakat di bidangnya masing-masing," kata dia.

Rina, salah satu milenial yang ikut dalam latihan membuat abon ikan gabus mengapresiasi kegiatan ini. "Semoga selalu menebar manfaat kepada para masyarakat di seluruh wilayah Kalteng," kata Rina.

Bukan kali ini saja kelompok serupa mengajak masyarakat untuk melihat peluang usaha dari bahan baku ikan. Di Banten, mereka mengajak warga ah bakso ikan khas Binuangeun di Desa Cikiruhwetan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Korwil Srikandi Banten Ila Kholilannisa mengatakan, bahan utama pembuatan bakso merupakan sumber daya alam terbesar daerah setempat yaitu ikan tongkol. 

 

"Bakso ikan yang kami buat itu yaitu bakso ikan yang terbuat dari ikan tongkol karena memang masyarakat desa ini mata pencahariannya adalah nelayan. Dan ikan terbesar yang dihasilkan dari nelayan ini adalah ikan tongkol," ujar Ila, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement