REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penjarahan dan kerusuhan terjadi di Kota Lyon, Marseille dan Grenoble pascapenembakan remaja 17 tahun oleh polisi. Gerombolan pemuda menjarah toko, membakar dan melempari petugas dengan proyektil.
Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire mengatakan, lebih dari 700 toko, supermarket, restoran, dan cabang bank telah dijarah. Bahkan beberapa ada yang dibakar.
Polisi mengatakan, para perusuh di Marseille menjarah toko senjata dan mencuri senapan berburu tetapi tidak memiliki amunisi. Wali Kota Marseille, Benoit Payan meminta pemerintah mengirim pasukan tambahan untuk mengatasi penjarahan dan kekerasan.
Prancis telah mengerahkan sekitar 45.000 petugas polisi yang didukung oleh kendaraan lapis baja ringan dikerahkan. Menteri Kehakiman, Eric Dupont-Moretti mengatakan, lebih dari 1.300 orang ditangkap di Prancis pada malam keempat kerusuhan. Sebanyak 30 persen orang yang ditangkap dalam kerusuhan berusia di bawah 18 tahun.
Sebelumnya, penembakan seorang remaja berusia 17 tahun, Nahel M oleh seorang polisi telah menuai kecaman dan aksi protes yang meluas di Prancis. Aksi protes berujung ricuh dan bentrok antara pengunjuk rasa dan anggota kepolisian.
Pemakaman Nahel berlangsung pada Sabtu (1/7/2023). Keluarga dan teman-teman Nahel berkumpul untuk menghadiri pemakaman di sebuah masjid di Kota Nanterre, pinggiran Paris.
Nahel merupakan keturunan Aljazair dan Maroko. Dia ditembak oleh seorang petugas polisi pada Selasa (27/6/2023) karena diduga melanggar lalu lintas.