REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kepala Perindustrian Uni Eropa Thierry Breton mengatakan, blok itu akan memperdalam kerja sama semikonduktor dengan Jepang. Langkah ini diambil saat negara-negara memperketat kontrol mereka pada teknologi penting untuk industri pertahanan, elektronik, dan otomotif.
Breton mengatakan, Uni Eropa dan Jepang akan bekerja sama dalam memantau rantai pasokan chip dan memfasilitasi pertukaran peneliti dan insinyur. Ia menambahkan, Uni Eropa juga akan mendukung perusahaan-perusahaan semikonduktor Jepang untuk beroperasi di Eropa, termasuk melalui subsidi.
"Kami yakin mengamankan rantai pasokan semikonduktor sangat penting," kata Breton, Senin (3/7/2023).
Ia sedang berada di Tokyo untuk membahas kerja sama cip dan kecerdasan artifisial dengan pemerintah dan perusahaan Jepang. Jepang juga menawarkan subsidi untuk merevitalisasi industri cip.
Jepang masih mempertahankan posisinya sebagai garda depan industri cip dan peralatannya. Tapi, kehilangan pangsa pasar global. Breton dijadwalkan bertemu perusahaan cip Rapidus.
"Saya pikir ini inisiatif penting dan berjalan ke arah yang benar," katanya mengenai rencana kerja sama dengan Rapidus.
Rencananya Rapidus memproduksi cip canggih yang mengandalkan dukungan dari perusahaan penelitian asal Belgia, Leuven, dan IBM. Pemerintah Jepang mendukung rencana itu pekan lalu dengan setuju membeli produsen photoresist JSR Corp senilai 6,4 miliar dolar AS.
Kerja sama ini dilakukan saat Uni Eropa berusaha mengurangi ketergantungannya pada Cina. Negeri Tirai Bambu hendak meningkatkan kapabilitasnya di teknologi canggih seperti cip.
"Kami sudah menegaskan kami hanya ingin mengurangi risiko," kata Brenton.