REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah menetapkan harga penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 3 Juli hingga 5 Juli 2023 sebesar Rp 1.695 per lembar saham.
Dengan harga tersebut, Amman berpotensi mendapatkan dana segar mencapai Rp 10,72 triliun dari perhelatan IPO, sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Amman akan menggunakan dana hasil IPO untuk tiga keperluan. Pertama, sekitar Rp 1,78 triliun atau sekitar 117,2 juta dolar AS digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) melalui pengambil bagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMIN. Dana ini oleh AMIN akan dipakai untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelterdiMaluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kedua, sekitar Rp 3,04 triliun atau 200 juta dolar AS untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambil bagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di AMNT.
Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek, diantaranya PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Sementara penjamin emisi efek dalam IPO AMMN adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Sebagai informasi, aksi penawaran umum saham perdana PT Amman Mineral International Tbk, yang merupakan entitas usaha Grup Medco senilai Rp 10,72 triliun itu akan menambah daftar aksi IPO jumbo di BEI. Apabila sesuai rencana, maka IPO AMMN akan masuk daftar IPO terbesar di pasar modal Indonesia, setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp 21,9 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sebesar Rp 18,79 triliun, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar Rp 13,72 triliun, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar Rp 12,24 triliun.
Dari grup Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang melantai di BEI pada 24 Februari 2023 berhasil menghimpun dana IPO Rp 9,05 triliun.