REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah meyakini Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada jalur ekspansif, bahkan dapat menarik peluang investasi baru ke Tanah Air.
Berdasarkan laporan Standard & Poor's (S&P), PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 berada level ekspansif sebesar 52,5, naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 50,3. Angka Purchasing Managers' Index di atas 50 menunjukkan pertumbuhan dan di bawah 50 mengindikasikan perlambatan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Purchasing Managers' Index Manufaktur Indonesia juga tercatat lebih baik dibandingkan Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.
Menurut Airlangga, menguatnya aktivitas ekonomi dalam negeri telah membuat Purchasing Managers’ Index Indonesia melanjutkan level ekspansi secara stabil dan berkelanjutan selama 22 bulan beruntun. "Ini meningkatkan ekspektasi positif pelaku usaha atas kondisi ekonomi Indonesia sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri," ujar Airlangga dalam keterangan tulis, Selasa (4/7/2023).
Menurut dia, di tengah ketatnya persaingan global, pemerintah akan terus mendorong daya saing ekonomi terutama saat kondisi Purchasing Managers' Index Indonesia ekspansif. Adapun peluang permintaan global juga diisi dengan meningkatkan peran Indonesia rantai pasok global (global value chain/GVC).
Selain itu, kuatnya permintaan domestik cukup untuk mengangkat aktivitas manufaktur nasional. Perusahaan manufaktur kini terus melakukan perekrutan tenaga kerja baru, dengan jumlah kenaikan menembus angka tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
Airlangga juga menyatakan, secara umum, ekspektasi perusahaan manufaktur ke depan bertahan level positif. Kenaikan penjualan yang didorong oleh permintaan dalam negeri menjadi sentimen utama atas prospek positif ekonomi ke depan.
"Meski ekonomi global masih dalam tren melemah, aktivitas manufaktur Indonesia terus melaju karena ditopang aktivitas ekonomi yang menggeliat dan permintaan dalam negeri yang terus tumbuh kuat," ujarnya.