Selasa 04 Jul 2023 18:26 WIB

Rekam Jejak Operasi Militer Israel di Jenin

Jenin telah menjadi simbol utama perlawanan Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Israel kembali membombardir kamp pengungsi Palestina yang padat di Kota Jenin, Tepi Barat.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Israel kembali membombardir kamp pengungsi Palestina yang padat di Kota Jenin, Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Israel kembali membombardir kamp pengungsi Palestina yang padat di Kota Jenin, Tepi Barat. Serangan Israel ini memunculkan rasa deja vu yang kuat setidaknya bagi mereka yang mengingat penggerebekan dan konfrontasi pada 2002, sehingga mengubah Jenin sebagai simbol perlawanan Palestina.

Sejak Senin (3/7/2023) pagi Jenin telah menyaksikan pengeboman udara dan serangan darat yang sengit oleh militer Israel. Serangan ini melibatkan pasukan khusus elite, pengangkut personel lapis baja, buldoser, helikopter, dan drone. Pengeboman dimulai dengan serangan drone di sebuah apartemen di tengah kamp pengungsi.

Baca Juga

Militer Israel mengatakan, apartemen itu adalah pusat komando operasional gabungan untuk Brigade Jenin. Brigade Jenin merupakan sebuah unit yang terdiri atas kelompok-kelompok militan, yang sebagian besar anggotanya adalah Hamas dan Jihad Islam. Lebih dari 10 ribu warga Palestina diyakini tinggal dalam jarak kurang dari setengah kilometer dari apartemen yang menjadi target Israel.

Dilaporkan Arab News, Selasa (4/7/2023), Jenin dan Nablus telah menjadi dua target utama dari Operation Breakwater oleh militer Israel yang diluncurkan lebih dari setahun lalu. Operasi tersebut telah menciptakan serangan Israel setiap malam dan beberapa bentrokan paling sengit di wilayah pendudukan sejak pemberontakan massal kedua atau intifada Palestina.

Serangan Israel yang sedang berlangsung adalah yang paling intens sejak Pertempuran Jenin, yang menewaskan 50 warga sipil dan pejuang Palestina serta 23 tentara Israel dalam waktu kurang dari sepekan pada 2002.

Serangan dimulai pada 9 April 2002, ketika pasukan Israel, yang didukung oleh jet tempur, menyerbu kamp dengan lebih dari 150 tank lapis baja dan buldoser. Serangan itu diluncurkan beberapa hari setelah pengeboman bunuh diri Palestina yang menewaskan 30 orang selama pertemuan besar untuk hari raya Paskah Yahudi.

Bentrokan berikutnya antara militan Palestina dan pasukan Israel berlangsung selama lebih dari 10 hari. Pertempuran meratakan sebagian besar Kota Jenin dan menyebabkan sekitar 3.000 warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Tuduhan yang mengemuka tentang pembunuhan di luar hukum oleh militer Israel dan jumlah korban tewas terakhir masih menjadi perdebatan.

Pemerintah Israel pada saat itu meluncurkan Operasi Defensive Shield. Ini adalah mobilisasi militer terbesar Israel sejak 1967. Operasi ini diluncurkan sebagai tindakan defensif dan tanggapan terhadap pemboman bunuh diri di Israel yang secara kolektif merenggut 56 nyawa dan menyebabkan ratusan orang terluka.

Dalam periode antara dua serangan, Pemerintah Israel berturut-turut mengambil tindakan yang melemahkan Palestina. Secara bersamaan, kelompok pemukim sayap kanan telah mengumpulkan kekuatan politik di Israel dengan mengorbankan partai-partai yang mendukung solusi dua negara.

Pada 2022, lebih dari 140 warga Palestina tewas dalam serangan Israel. Tahun lalu menjadi periode serangan paling mematikan dalam lebih dari satu dekade. Ketegangan meningkat di daerah itu setelah operasi militer Israel pada 19 Juni di Jenin menjadi serangan mematikan. Lima warga Palestina tewas dalam baku tembak, salah satunya adalah seorang gadis Palestina berusia 15 tahun. Sementara puluhan lainnya terluka.

Operasi militer di Jenin sejauh ini mendapat dukungan luas dari Israel. Bahkan, mantan perdana menteri Israel Yair Lapid yang berhaluan tengah menyuarakan dukungannya untuk operasi militer di Jenin.

“Ini adalah langkah yang dibenarkan melawan infrastruktur teror berdasarkan intelijen yang akurat dan berkualitas tinggi,” kata Lapid.

Jenin adalah rumah bagi lebih dari 22 ribu warga Palestina yang diusir dari rumah asal mereka pada 1948 selama peristiwa Nakba. Peristiwa Nakba adalah pembersihan etnis Palestina oleh milisi Zionis untuk menciptakan Negara Israel  

Bagi warga Palestina, Jenin mewujudkan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Tepi Barat dan Gaza. Sementara bagi orang Israel, Jenin adalah sarang militansi yang dimiliki oleh kelompok-kelompok yang menjalankan keseluruhan ideologi dari Hamas, Jihad Islam, hingga Fatah.

Wakil Gubernur Jenin Mansour Al-Saadi mengatakan, tentara Israel telah mengisolasi kamp pengungsi dari kota menggunakan gundukan tanah yang ditumpuk buldoser di semua pintu masuk. “Jika operasi militer berlanjut lebih lama, situasi di kamp Jenin akan berubah menjadi bencana kemanusiaan,” ujar Al-Saadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement