Selasa 04 Jul 2023 14:36 WIB

Jenin, Simbol Perlawanan dan Rumah Para Pejuang Palestina

Kamp pengungsi Jenin jadi rumah bagi para pejuang yang membentuk kelompok perlawanan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kamp pengungsi Jenin menjadi rumah bagi para pejuang yang membentuk sebuah kelompok perlawanan Palestina, terutama dalam satu tahun terakhir.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Kamp pengungsi Jenin menjadi rumah bagi para pejuang yang membentuk sebuah kelompok perlawanan Palestina, terutama dalam satu tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Operasi terbaru Israel yang berlangsung pada Senin (3/7/2023) menandai eskalasi yang signifikan dan merupakan salah satu serangan terbesar dalam beberapa tahun. Kamp pengungsi Jenin menjadi rumah bagi para pejuang yang membentuk sebuah kelompok perlawanan Palestina, terutama dalam satu tahun terakhir.

Dilaporkan Aljazirah, ratusan pejuang bergabung di bawah panji Brigade Jenin, yang terdiri dari para pejuang dari beberapa faksi bersenjata. Pejuang dari kelompok Jihad Islam Palestina, Fatah dan Hamas juga diduga aktif di Jenin.

Baca Juga

 

Peningkatan jumlah pemuda Palestina telah mengangkat senjata melawan Israel. Mereka menghadapi meningkatnya operasi militer Israel dan upaya untuk memperluas pemukiman ilegal di Tepi Barat. Bersamaan dengan Gaza, Jenin kini menjadi simbol utama perlawanan Palestina.

Brigade Jenin hanyalah salah satu kelompok yang baru muncul. Mereka menunjukkan kekecewaan yang meningkat terhadap Otoritas Palestina dan frustrasi terhadap pendudukan Israel yang sedang berlangsung.

Salah satu tujuan utama serangan Israel di Tepi Barat selama dua tahun terakhir adalah menghancurkan kelompok-kelompok perlawanan baru Palestina. Serangan Israel ini merupakan bagian dari operasi yang disebut "Break the Wave".

Militer Israel mengatakan, serangan terbarunya di Jenin menghantam fasilitas produksi senjata dan penyimpanan bahan peledak. Sementara pasukan Israel merebut sebuah peluncur roket rakitan.

Seorang juru bicara militer mengatakan kepada wartawan, operasi pada Senin (3/7/2023) dimaksudkan untuk membantu memecah pola pikir tempat berlindung yang aman di kamp, ​​yang telah menjadi sarang lebah.

Juru bicara itu mengatakan, tentara percaya skala operasi yang meningkat akan meminimalkan gesekan. Juru bicara itu mengisyaratkan bahwa taktik serupa dapat terus dilakukan karena pasukan Israel telah menghadapi perlawanan yang meningkat di lapangan.

Selama penggerebekan di Jenin pada Juni lalu, beberapa tentara Israel terluka. Bahkan kendaraan tentara rusak parah akibat dihantam bahan peledak rakitan oleh pejuang Palestina. Militer kemudian menggunakan helikopter tempur untuk mendukung pasukan dan kendaraan di darat. Hal ini belum pernah terjadi di Tepi Barat yang diduduki selama 20 tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement