Rabu 05 Jul 2023 05:15 WIB

Israel Isyaratkan Operasi Militer di Jenin Hampir Selesai

Operasi Israel bertujuan untuk mencabut faksi Palestina yang didukung Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pertempuran sengit di Jenin yang dimulai pada Senin (3/7/2023) telah menewaskan 10 warga Palestina
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pertempuran sengit di Jenin yang dimulai pada Senin (3/7/2023) telah menewaskan 10 warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Seorang pembantu senior Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa (4/7/2023) mengatakan, Israel hampir menyelesaikan operasinya di Jenin. Pertempuran sengit di Jenin yang dimulai pada Senin (3/7/2023) telah menewaskan 10 warga Palestina dan memaksa ribuan orang melarikan diri.

"Operasi itu hampir menyelesaikan pencapaian tujuan yang ditetapkan," ujar Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanebi kepada radio Kan.

Baca Juga

Serangan tersebut melibatkan ratusan pasukan komando dan serangan udara. Nama sandi operasi Israel di Jenin adalah Home and Garden. Operasi ini bertujuan untuk mencabut faksi Palestina yang didukung Iran. Israel meyakini kelompok perlawanan Palestina berada di balik lonjakan serangan senjata dan pemboman.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 10 orang meninggal dunia dalam serangan Israel. Sementara sekitar 100 orang terluka, dan 20 diantaranya dalam kondisi kritis.

Faksi Jihad Islam mengklaim empat orang pejuangnya tewas. Sementara Hamas mengklaim satu pejuangnya tewas. Belum diketahui apakah lima korban tewas lainnya, yang terdiri dari pria berusia 17 hingga 23 tahun, adalah kombatan atau warga sipil.

Militer Israel telah mengkonfirmasi sembilan warga Palestina yang dibunuh oleh pasukannya adalah kombatan. Militer Israel menambahkan, 120 tersangka pria bersenjata ditahan untuk diinterogasi.

"Pasukan akan dikerahkan ke daerah sasaran tertentu di kamp untuk melakukan pencarian lebih lanjut pada  Selasa. Jika ada gesekan, kami akan melawan," kata kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari.

Perkantoran dan bisnis di wilayah pendudukan Tepi Barat akan ditutup pada Selasa sebagai tanggapan atas seruan pemogokan umum untuk memprotes operasi militer Israel tersebut. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menyebut operasi militer Israel sebagai kejahatan perang.

Bulan Sabit Merah Palestina telah mengevakuasi 500 keluarga, atau sekitar 3.000 orang dari kamp tersebut. Kelompok bantuan meminta Israel untuk menjamin akses kemanusiaan. Sementara ratusan pejuang dari Jihad Islam, Hamas dan Fatah tinggal di kamp yang telah dibentengi dengan berbagai rintangan dan pos jaga untuk melawan serangan tentara reguler Israel.

"Agresi brutal (Israel) tidak akan mematahkan keinginan Jenin yang gagah berani," kata pernyataan Jihad Islam.

Pada Senin, buldoser Israel menerobos jalan-jalan di kamp untuk menghancurkan alat peledak rakitan, serta memutus pasokan air dan listrik. Kemudian pada Selasa, militer mengatakan, polisi perbatasan telah menemukan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan bahan peledak di kamp pengungsi dan membongkar dua pos pengamatan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement