Ahad 09 Jul 2023 12:23 WIB

Pengkhotbah Masjidil Haram: Homoseks Kejahatan Keji

Pengkhotbah Masjidil Haram mengkhawatirkan fenomena homoseks yang semakin meluas.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
 Ilustrasi penderita homoseksual.
Ilustrasi penderita homoseksual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam sekaligus khatib Masjidil Haram Makkah, Sheikh Faisal Ghazzawi, memperingatkan umat beriman agar waspada terhadap kecenderungan tidak bermoral yang berkembang di masyarakat. Hal ini terutama perihal penyimpangan seksual, dengan mengatakan bahwa homoseksualitas adalah kejahatan keji.

Dalam khutbah Jumatnya di Masjidil Haram Makkah, beliau menggarisbawahi perlunya menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan menjaga kesucian hubungan suami istri. 

Baca Juga

“Tuhan Yang Maha Esa telah menjadikan pernikahan antara pria dan wanita sebagai hukum universal, tetapi setan menyesatkan para hamba Allah untuk melanggar batasan yang ditetapkan oleh Tuhan dan melakukan apa yang memungkiri sifat baik," kata dia dikutip di Saudi Gazette, Ahad (9/7/2023).

Ia juga menyebut saat ini situasinya mencapai tingkat di mana kekuatan jahat siap melenyapkan sifat bawaan (fitrah), serta menyesatkan orang untuk memperkenalkan undang-undang yang melegitimasi perkawinan laki-laki dengan laki-laki (perkawinan gay), maupun perempuan dengan perempuan (perkawinan lesbian).

Adapula suara-suara yang mendukung kawin campur dengan hewan, hasutan penyimpangan seksual dan segala jenis pornografi, yang oleh mereka disebut peradaban. Sementara mereka mengambil sikap bermusuhan terhadap orang-orang yang menyangkal ini, dicap sebagai orang terbelakang dan ekstrimis.

Sheikh Faisal Ghazzawi lalu memperingatkan, bahwa orang-orang seperti itu melawan kemurnian (fitrah) dan kebajikan, karena mereka menyerah pada amoralitas dan kemaksiatan. Mereka mengamini sifat buruk, degradasi moral, keruntuhan nilai, bahkan mengikuti perilaku binatang.

Allah Yang Maha Esa disebut menciptakan hamba-hamba-Nya dengan naluri yang benar. Allah SWT menjadikan mereka lebih menyukai kebajikan dan membenci kejahatan  serta menangkalnya.

Imam tersebut menekankan bahwa Setan mengalihkan perhatian orang dari agama yang benar, membuat mereka melanggar hukum dan aturan Tuhan, serta menyimpang dari apa yang dibutuhkan oleh pikiran yang sehat dan naluri yang murah hati.

"Tuhan menciptakan manusia dan menjadikannya dua jenis, laki-laki dan perempuan dan dibedakan di antara mereka. Dia membuat masing-masing dari mereka berkarakter dengan atribut mereka sendiri," lanjut dia.

Ia pun mengingatkan tentang campur tangan setan, untuk menghasut laki-laki dan perempuan untuk melanggar sifat bawaan mereka.

"Kemudian datang seseorang yang bertentangan dengan kodratnya dan mencoba mengubah jenis kelamin alami manusia sehingga laki-laki menjadi perempuan, dan perempuan menjadi laki-laki. Nabi melaknat laki-laki banci dan perempuan yang tidak sopan," kata dia sambil mengutip Hadits Nabi SAW.

Sheikh Ghazzawi pun mengecam Islamofobia dan kampanye jahat yang dilancarkan terhadap Islam dan Muslim. Hal ini mengacu pada insiden pembakaran salinan Alquran sebagai contoh terbaru untuk kasus tersebut.

“Para pemfitnah yang merusak fitrah dan mengubah ciptaan Tuhan telah gagal secara spiritual dan meniadakan semua nilai kemanusiaan dan peradaban, karena mereka menderita krisis moral dan masalah sosial. Mereka memprovokasi perasaan umat Islam di mana-mana dengan melancarkan kampanye ofensif dan  tindakan permusuhan terhadap dunia Islam dengan dalih kebebasan berpendapat," ujar dia.

Tindakan permusuhan ini termasuk membakar salinan Alquran, menghina dan menodai kitab suci Islam dan mendiskreditkan Nabi (saw) melalui ejekan dan pencemaran nama baik dan mempertanyakan sunnahnya.

"Karena itu, mereka menunjukkan kebencian tersembunyi mereka terhadap umat Islam dan mengobarkan api kebencian dan kekerasan,” kata imam itu sambil mencatat bahwa semua tindakan ini, atas izin Allah SWT, merupakan upaya putus asa untuk menghalangi jalan Allah dan mendistorsi citra Islam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement