Senin 10 Jul 2023 07:04 WIB

INKA Kirim Rangkaian Terakhir KRDE Makassar-Parepare

Pengiriman dilakukan melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) mengirim rangkaian kedua atau rangkaian terakhir proyek kereta rel diesel elektrik (KRDE) Makassar-Parepare.
Foto: Dok Istimewa
PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) mengirim rangkaian kedua atau rangkaian terakhir proyek kereta rel diesel elektrik (KRDE) Makassar-Parepare.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) mengirim rangkaian kedua atau rangkaian terakhir proyek kereta rel diesel elektrik (KRDE) Makassar-Parepare yang merupakan pesanan PT KAI (Persero). Pengiriman dari Madiun dilakukan melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

"Ini merupakan pengiriman yang kedua dari dua rangkaian yang dipesan atau kontrak dengan PT KAI," kata Senior ManagerTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto di sela proses pengiriman, di Madiun, Jawa Timur, Ahad (9/7/2023) malam.

Baca Juga

Menurut dia, setiap rangkaian atau "trainset" terdiri dari tiga kereta, sehingga total pesanan ada enam kereta. Pengiriman rangkaian yang pertama telah dilakukan oleh INKA pada Januari 2023.

Adapun KRDE kali ini memiliki mesin penggerak menggunakan diesel elektrik yang dioperasikan oleh masinis. Susunan dari setiap rangkaiannya terdiri dari TeC1 (Trailer engine Car), M (Motor), dan TeC2 (Trailer engine Car).

Sesuai data, PT KAI (Persero) telah beberapa kali melakukan pesanan KRDE ke PT INKA. Di antaranya adalah KRDE yang saat ini telah dioperasikan untuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan KRDE yang telah dioperasikan untuk Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) Solo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement