REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemerintah Iran menuduh Salwan Momika, imigran Irak yang membakar Alquran di Swedia bulan lalu, bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad. Iran menyebut aksi Momika adalah upaya terkoordinasi yang dimaksudkan mengalihkan perhatian dunia dari operasi Israel terhadap warga Palestina.
“Ini adalah praktik biasa Zionis, di samping kampanye pembunuhan dan penghancuran, mereka menerapkan proyek kriminal untuk mengalihkan perhatian dari operasi jahat mereka,” kata Kementerian Intelijen Iran dalam sebuah pernyataan, Senin (10/7/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Iran mengeklaim bahwa Salwa Momika telah direkrut Mossad pada 2019. Sejak saat itu, Momika pun bekerja sebagai agen Mossad. Kementerian Intelijen Iran mengatakan, Momika memainkan peran utama dalam memata-matai milisi Irak yang didukung Iran. Dia juga disebut pernah terlibat upaya memecah belah Irak sebelum akhirnya bertolak ke Swedia.
Kementerian Intelijen Iran mengungkapkan, Momika menuntut izin tinggal di Swedia dari Israel sebagai imbalan atas jasanya. Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha.
Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut. Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran.
Aksi pembakaran Alquran oleh Momika memantik kecaman luas, tak hanya dari negara-negara Muslim, tapi juga Uni Eropa dan Rusia. Pemimpin gereja Katolik, Paus Fransiskus, turut melayangkan kritik keras atas aksi penistaan Alquran tersebut. “Buku apa pun yang dianggap suci harus dihormati untuk menghormati mereka yang mempercayainya. Saya merasa marah dan muak dengan tindakan ini,” ujar Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara yang diterbitkan surat kabar Uni Emirat Arab (UEA), Al Ittihad, 3 Juli 2023 lalu.
Karena belum memperoleh kewarganegaraan Swedia, Pemerintah Irak disebut akan meminta Swedia mendeportasi Salwan Momika. Hal itu karena Baghdad hendak mengadilinya atas dakwaan penghinaan terhadap kesucian Islam.
Momika diketahui memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Sebelumnya Paludan telah melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).