REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu nikmat dan doa yang tidak pernah tertinggal adalah doa memohon ampunan dan nikmat kekayaan. Namun seringkali kita lupa, untuk juga memohon ditingkatkannya ketakwaan kita kepada Allah swt.
Karena kekayaan yang tidak dibarengi dengan ketakwaan, akan menyebabkan kita lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan.
Dari kisah sahabat Nabi, Tsa'labah, kita bisa belajar bagaimana seorang penggembala kambing meminta didoakan agar menjadi orang yang kaya raya.
Dahulu dia hanya memiliki seekor kambing yang kurus namun tidak pernah absen untuk sholat jamaah di masjid. Lalu setelah Tsa'labah menjadi kaya, dia menjadi lebih sering absen ke masjid karena disibukkan oleh harta duniawinya. Bahkan zakatnya pun ditolak oleh Allah swt.
Karena itu, kekayaan harus dibarengi oleh ketakwaan yang kuat kepada Allah sehingga tidak menjadikan kita sebagai umat yang lalai.
Dikutip dari buku Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa, Ustadz Ahmad Zacky El-Syafa menuliskan doanya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
Allahumma inni as-alukal hudaa wat tuqaa wal afaafa wal ghinaa
"Ya Allah…..sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan, kesucian (maksudnya dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal) dan kecukupan." (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Ahmad Zacky menyebutkan, bahwa doa ini berkhasiat agar kita diberikan petunjuk, ketakwaan, kesucian dan kekayaan. Petunjuk atau hidayah Allah yang paling berharga adalah Islam. Dalam surat al-Fatihah kita sering memohon, "Tunjukilah kami jalan yang lurus." (QS. Al-Fatihah: 6). Tafsir dari ayat ini adalah, "Wafiqna li al-tsabat al-thariq al-wadhih alladzi la a'wijaja fihi wahuwa al-Islam" (Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk tetap pada jalan yang jelas yang tidak bengkok yaitu Islam).
Al-Munawi mengatakan, "Maksud dari petunjuk adalah petunjuk ke jalan yang lurus, yakni orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah. Adapun maksud dari ketakwaan adalah takut kepada Allah dan berhati-hati untuk tidak melanggar larangan-larangan-Nya. Sedangkan maksud dari kesucian adalah terpelihara dari keburukan dunia." Mengenai makna kekayaan, Imam Nawawi berpendapat, "Maksud dari kekayaan adalah kaya jiwa dan kecukupan harta sehingga hidup tidak bergantung kepada orang lain."