REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan potensi banjir pesisir (rob) di sejumlah daerah. Salah satunya pesisir utara Jawa Barat, yakni pesisir Indramayu dan pesisir Cirebon.
Plt Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majaelngka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, potensi terjadinya rob di pesisir Indramayu dan Cirebon itu sejak 8 – 14 Juli 2023 mendatang. "Jadi masih harus waspada sampai beberapa hari kedepan,’’ kata pria yang biasa disapa Faiz itu kepada Republika, Rabu (12/7/2023).
Faiz menjelaskan, potensi terjadinya rob itu dipengaruhi adanya fenomena fase bulan purnama (full moon) pada 3 Juli 2023. Fenomena itu bersamaan dengan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) pada 4 Juli 2023.
‘’Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum,’’ terang Faiz.
Secara umum, rob berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Faiz mengungkapkan, masyarakat pun diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut. Masyarakat juga diminta memperhatikan update informasi cuaca maritime dari BMKG.
Salah satu daerah yang dilanda rob adalah pesisir pantai Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu sejak Ahad (9/7/2023). Akibatnya, obyek wisata Pantai Karangsong pun menjadi terdampak.
Di Pantai Karangsong, rob biasanya datang menerjang pada sore hari sekitar pukul 14.30 WIB dan baru surut pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB – 22.00 WIB.
‘’Kalau pagi sampai siang memang surut. Rob datang kembali pada sore sampai malam hari, begitu terus selama tiga hari terakhir ini,’’ ujar salah seorang pemilik warung di kawasan Pantai Karangsong, Yanto, Rabu (12/7/2023).
Yanto mengungkapkan, rob selama tiga hari ini terbilang parah. Menurutnya, banjir rob menjangkau sampai belakang warung miliknya atau sekitar 20 meter dari bibir pantai.
Tak hanya menyebabkan pantai menjadi kotor, lanjut Yanto, rob juga membuat warungnya mengalami kerusakan. Dia pun harus memperbaiki ulang kondisi warungnya setiap hari.
Yanto mengakui, pengunjung memang tetap ada yang datang meski ada banjir rob. Namun, jumlah pengunjung mengalami penurunan.
"Ada juga pengunjung yang sudah datang, tapi balik lagi," tutur Yanto.