REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pita Limjaroenrat, pemimpin partai progresif Move Forward, gagal meraih dukungan mayoritas parlemen sebagai perdana menteri Thailand. Ia sebenarnya menjadi calon tunggal tetapi suara yang diperolehnya dalam pemungutan suara tak mencukupi.
Ada anggota parlemen yang memang tidak memilihnya, juga ada yang abstain dalam pemungutan suara, Kamis (13/7/2023). Delapan partai koalisi yang dipimpin Move Forward sebagai pemenang pemilu Mei lalu, memiliki 312 kursi di majelis rendah.
Namun, untuk mengantarkan ke kursi perdana menteri Pita membutuhkan 375 suara. Ia berharap dukungan dari 249 anggota konservatif di majelis tinggi, yang dipilih oleh militer setelah kudeta pada 2014.
Setelah pemungutan suara usai, Pita hanya mendulang 323 suara, termasuk 13 suara dari senator. Sebanyak 182 anggota parlemen tak memilihnya dan 198 lainnya abstain.’’Kami menerima hasil ini tetapi tak akan mundur,’’ kata Pita seperti diberitakan Bangkok Post.