Ahad 16 Jul 2023 20:50 WIB

Pelepasan Air Radioaktif, PM Jepang akan Temui Kepala Federasi Perikanan

Jepang berencana melepaskan air radioaktif olahan di Samudera Pasifik.

Pemerintah Jepang berencana melepaskan air radioaktif dari pembangkit listrik Fukushima di Samudera Pasifik (Foto: ilustrasi Samudera Pasifik)
Foto: Antara/Indrayadi TH
Pemerintah Jepang berencana melepaskan air radioaktif dari pembangkit listrik Fukushima di Samudera Pasifik (Foto: ilustrasi Samudera Pasifik)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Fumio Kishida akan bertemu dengan kepala federasi perikanan nasional Jepang, kemungkinan pada akhir Juli, bertujuan mengajukan rencana pemerintah melepaskan air radioaktif olahan dari pembangkit listrik Fukushima, demikian menurut sumber pemerintah, mengutip Kyodo, Ahad (16/7/2023). Pertemuan itu akan menjadi serangkaian langkah oleh pemerintah untuk menentukan kapan mulai membuang air itu ke Samudra Pasifik.

Sejauh ini, pemerintah mengatakan akan melakukan hal itu sekitar musim panas ketika kekhawatiran muncul di antara para nelayan tentang potensi dampak buruk pembuangan terhadap bisnis mereka. Masanobu Sakamoto, kepala federasi nasional koperasi perikanan yang dikenal dengan JF Zengyoren, telah mempertahankan penolakan kelompoknya terhadap pembuangan air, dianggap sebagai langkah penting dalam upaya pembersihan di pabrik Fukushima Daiichi, yang dilanda gempa besar dan tsunami pada tahun 2011.

Baca Juga

Namun, setelah bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Yasutoshi Nishimura pada Jumat, Sakamoto mengatakan bahwa ia dapat mengakui sampai batas tertentu keamanan ilmiah dari rencana tersebut.

Saat ini, Pemerintah Jepang bersiap-siap untuk membuang air (radioaktif) tersebut setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan komprehensif pada awal Juli yang menyebutkan rencana itu sesuai dengan standar keamanan internasional dan menilai pembuangan itu memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan pada manusia dan lingkungan.

Kishida tampaknya berkesimpulan bahwa pembicaraan langsung dengan Sakamoto dapat memberi kesempatan untuk mendapatkan beberapa konsesi darinya. Pemerintah dan operator pembangkit Tokyo Electric Power Company Holdings Inc membuat janji pada 2015 bagi nelayan Fukushima bahwa mereka tidak akan membuang air olahan tanpa mendapat pengertian dari para pemangku kepentingan.

Kishida sepertinya akan memberitahu Sakamoto bahwa pemerintah akan mengambil langkah untuk memastikan rencana tersebut aman, dan mengatasi isu mengenai keamanan produk perikanan nantinya.

Dia juga akan menekankan bahwa pemerintah dan Amerika Serikat juga Korea Selatan tidak menolak rencana tersebut. Pertemuan itu direncanakan berlangsung sebelum Rabu, ketika Kishida dijadwalkan kembali dari perjalanannya ke Timur Tengah.

Spekulasi berkembang bahwa prosedur pembuangan air dimulai pada Agustus 2023, ketika perdana menteri memiliki jadwal diplomatik yang sibuk dalam beberapa bulan ke depan. Sejumlah besar air radioaktif telah dihasilkan dalam proses pendinginan bahan bakar reaktor yang meleleh di kompleks nuklir Fukushima Daiichi.

Air tersebut diolah di fasilitas pemrosesan untuk mengeluarkan sebagian besar kontaminan, kecuali tritium, dan disimpan dalam tanki yang dipasang di lokasi. Namun, kapasitas tanki mendekati penuh dan ditakutkan penumpukan air yang terus-menerus dapat menghambat perkembangan penonaktifan reaktor kecuali dengan membuangnya ke laut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement