REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berhasil berbalik arah ke zona hijau setelah sempat ditutup turun kemarin. IHSG pada Selasa (18/7/2023) naik ke level 6.902,14 dari posisi sebelumnya di level 6.867,14.
Indeks saham di Asia pagi ini dibuka beragam (mixed) meskipun indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup naik. "Investor mengabaikan sinyal pemulihan ekonomi China yang mulai meredup," kata Phillip Sekuritas Indonesia.
Investor menggeser perhatian mereka pada musim laporan keuangan kuartal II 2023 yang minggu ini momentumnya semakin kuat. Secara umum, laba perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 diprediksi turun tujuh persen selama kuartal II 2023.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasuries) turun. Investor menimbang kondisi kesehatan ekonomi AS dan menunggu sinyal kebijakan moneter dari pertemuan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) minggu depan.
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data NY Empire State Manufacturing Index yang turun 5,5 poin ke level 1,1 di Juli. Data ini mengindikasi aktivitas usaha di negara bagian New York bergerak datar meskipun permintan baru naik tipis dan pengiriman mengalami ekspansi.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun lebih dari satu persen setelah data pertumbuhan ekonomi China di kuartal II 2023 keluar lebih rendah dari ekspektasi. Ekonomi China hanya tumbuh 0,8 persen secara bulanan di kuartal II 2023.
Secara tahunan ekonomi China mencatatkan ekspansi 6,3 persen di kuartal II 2023. Angka itu lebih cepat dari ekspansi 4,5 persen di kuartal I 2023, namun lebih rendah dari ramalan pasar yang tumbuh 7,3 persen.