REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus DPP Partai Demokrat menerima silaturahim oleh DPP Partai Gerindra yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani. Tuan rumah dipimpin Sekjen Teuku Riefky Harsya menerima sang tamu dengan hangat.
Kegiatan itu disebut lanjutan pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Kedua figur tokoh politik yang sama-sama alumnus Akademi ABRI tersebut bertemu usai momen Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.
"Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kami, salam hormat untuk Pak Prabowo Subianto. Tentu pertemuan-pertemuan ini juga antara Demokrat dan Gerindra akan terjadi lagi ke depan, ya waktunya nanti akan dicocokkan, tetapi kami mengucapkan terima kasih dan salam untuk Pak Prabowo dari Pak SBY," ujar Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Demokrat dan Gerindra adalah sahabat yang pernah berkoalisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Berbagai isu kebangsaan dibahas dalam pertemuan tertutup sekitar dua jam tersebut, termasuk Pilpres 2024. Kendati membahas Pemilu 2024, keduanya saling menghargai keputusan politik masing-masing.
Hal itu karena Demokrat tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengusung calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan. Sedangkan Gerindra sudah mantap mencalonkan kembali Prabowo Subianto sebagai capres. "Terkait Pilpres, kami saling menjaga etika politik," ucap Riefky.
Kedua belah pihak bersepakat untuk menghadirkan pelaksanaan Pemilu 2024 yang baik dan lancar. Termasuk, kata Riefky, mencegah terjadinya intimidasi dan kecurangan selama proses penghitungan suara.
"Kita ingin stabilitas politik nasional harus diupayakan kondusif, stabilitas politik nasional tentu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya. Tidak hanya dalam menjelang, tetapi saat dan pascapemilu itu sendiri terjadi," ujar anggota Komisi I DPR tersebut.
Ahmad Muzani menjelaskan, komunikasi antara elite partai politik (parpol) adalah hal yang baik menjelang Pemilu 2024. Jangan sampai sebuah pertemuan kedua pengurus parpol selalu dianggap sebagai tempat negosiasi hal yang bersifat politik praktis.
"Kita masing-masing memiliki kesadaran yang sama bahwa Indonesia ke depan harus dikelola secara bersama-sama oleh kekuatan-kekuatan yang besar dan oleh kekuatan-kekuatan partai politik yang sama-sama perlunya bagaimana persatuan adalah segala-galanya," ujar Muzani.
Keduanya juga melanjutkan pertemuan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Prabowo dan SBY di Pacitan. Menurut Muzani, keakraban dan kekeluargaan menjadi rasa yang tercipta dalam pertemuan tersebut.
"Kami sharing, tukar pengalaman, tukar pandangan, dan tukar cerita di lapangan bagaimana seseorang bisa dapat terpilih meyakinkan rakyat dan akhirnya bisa terpilih menjadi anggota dewan dan seterusnya. Tapi tentu saja kami bicara tentang bagaimana proses pilpres dan keputusan masing-masing," ujar Muzani.