REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) menekankan, Arab Saudi adalah salah satu dari sedikit negara yang menampung jumlah pengungsi terbesar yang menikmati status pengunjung.
Kerajaan Saudi telah menghabiskan total lebih dari 18 miliar dolar AS atau setara Rp 270 triliun (asumsi kurs Rp 15 ribu per dolar) selama 12 tahun terakhir. Pengungsi ini berasal dari Yaman dan Suriah serta Muslim Rohingya dari Myanmar, sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Senin (24/7/2023).
Untuk Muslim Rohingya, persoalan utamanya dimulai dari krisis rasial yang dialami oleh etnis Rohingya akibat dicabutnya kewarganegaraan mereka pada 1982 oleh junta militer. Junta militer Myanmar hanya mengakui 135 etnis dan tidak mengakui Rohingya sebagai bagian dari warga negara.
Sejak itulah hak-hak dasar etnis Rohingya tercerabut dan kehidupan mereka termarjinalkan. Kondisi ini berlangsung selama tiga dekade, hingga mulai mendapatkan perhatian dunia setelah kerusuhan yang terjadi pada 2012.
Menurut laporan KSRelief, Arab Saudi memberi pengobatan dan pendidikan gratis kepada para pengungsi Rohingya, Suriah dan Yaman. Saudi juga tertarik mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Saudi, melalui kehadiran mereka di semua wilayah Kerajaan. Juga menyediakan pekerjaan dan kesempatan pendidikan di sekolah umum.
KSRelief mengumumkan persentase pengungsi pengunjung di dalam Kerajaan mencapai 5,5 persen dari total populasi Arab Saudi. Jumlah total bantuan yang diberikan kepada mereka berjumlah sekitar 18 miliar dolar AS selama periode dari 2011 hingga tahun ini 2023.
Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun
Pusat juga mengungkapkan pembagian total bantuan berdasarkan kewarganegaraan penerima. Adapun rinciannya yaitu Yaman 10 miliar dolar AS, warga Suriah 5 miliar dolar AS, dan Muslim Rohingya 2 miliar dolar AS.
Sedangkan jumlah total bantuan yang dikeluarkan dari sisi sektornya, yakni layanan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Paspor (Jawazat) sebesar 7 miliar dolar AS, pendidikan 5,6 miliar dolar AS, dan kesehatan 5,5 miliar dolar AS.
Pada 2022 lalu, KSRelief melaporkan bahwa Arab Saudi telah menampung sekitar 1,07 juta pengunjung dalam beberapa tahun terakhir. Ini setara dengan 5,5 persen populasi Saudi. Angka yang sama diulangi oleh Khaled Khalifa selaku perwakilan regional UNHCR untuk negara-negara GCC.