Selasa 25 Jul 2023 16:56 WIB

Hadits Nabi Muhammad tentang Perintah Jauhi Hal yang Tidak Bermanfaat

Nabi Muhammad ingatkan umat hindari perbuatan tak bermanfaat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Hadits Nabi Muhammad tentang Perintah Jauhi Hal yang Tidak Bermanfaat. Foto:   hadits (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Hadits Nabi Muhammad tentang Perintah Jauhi Hal yang Tidak Bermanfaat. Foto: hadits (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya untuk meninggalkan segala hal yang tidak berguna. Ada banyal hal tidak bermanfaat yang seharusnya ditinggalkan oleh setiap Muslim.

Hal itu dijelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW. Hadits pertama ialah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, sebagaimana berikut ini:

Baca Juga

 رُوي عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أنّ النّبي -صلى الله عليه وسلم- قال: (من حسنِ إسلامِ المَرءِ تركُه ما لا يعنيه).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. (HR Tarmudzi)

Hadits kedua adalah yang diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu'bah, bahwa Nabi SAW bersabda:

عن المغيرة بن شعبة -رضي الله عنه- أنّ النّبي -صلى الله عليه وسلم- قال: (إنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا: قيلَ وَقالَ، وإضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ).

"Sesungguhnya Allah membenci tiga hal untuk kalian. Tiga itu ialah menyebarkan desas-desus, bersikap boros pada hartanya, dan banyak bertanya (pertanyaan yang tidak bermanfaat)." (HR Muslim)

Hadits ketiga diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

 رُوي عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أنّ النّبي -صلى الله عليه وسلم- قال: (مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أوْ لِيصْمُتْ).

"Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR Muslim)

Hadits keempat yaitu hadits riwayat Abi Dzar Al Ghifari, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 رُوي عن أبي ذر الغفاري -رضي الله عنه- أنّ النّبي -صلى الله عليه وسلم- قال: (على العاقلِ أنْ يكونَ بصيرًا بزمانِه مُقبِلًا على شأنِه حافظًا لِلسانِه ومَن حسَب كلامَه مِن عملِه قلَّ كلامُه إلَّا فيما يَعنيه).

"Orang yang berakal adalah yang memiliki visi ke depan di waktu sekarang, mampu menangani urusannya, dan menjaga lisannya. Dan siapa yang menganggap ucapannya adalah bagian perbuatannya, maka ia akan sedikit berkata, kecuali yang bermanfaat." (HR Ibnu Hibban)

Hadits kelima adalah yang diriwayatkan dari Muadz bin Jabal, seperti berikut ini:

قَالَ : (أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ, وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ, وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا نَبِيَّ اللهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ, وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلًّمُ بِهِ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يُكَبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ .

"Maukah kuberitahu pokok urusan agama ini, tiangnya dan puncak tertingginya?" Aku berkata, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau SAW bersabda, "Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak tertingginya adalah jihad."

Kemudian Nabi SAW bertanya, "Maukah kuberitahu tentang sesuatu yang bisa menguatkan semua itu?" Aku menjawab, "Tentu, wahai Nabi Allah." Maka beliau SAW memegang lisannya dan bersabda, "Jagalah ini!" Aku bertanya, "Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena ucapan?"

Beliau SAW bersabda, "Alangkah sedihnya ibumu kehilanganmu, wahai Muadz. Bukankah manusia itu dilemparkan ke dalam neraka dengan wajah tersungkur hanya karena lisan-lisan mereka?" (Shahih Al Jami' nomor 5136))

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement