Rabu 26 Jul 2023 19:53 WIB

Bertambah, Korban Tewas dalam Kekerasan Penjara di Ekuador Mencapai 31 Orang

Kerusuhan terjadi setelah pemerintah umumkan masa darurat selama 60 hari di lapas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Penjara (ilustrasi)
Foto: www.examiner.com
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Jaksa Agung Ekuador menaikan korban tewas dalam gelombang kekerasan yang terjadi di penjara-penjara paling berbahaya di negara itu yang pecah pada akhir pekan hingga Selasa (25/7/2023) kemarin. Total korban tewas menjadi 31 orang.

Kerusuhan terjadi setelah pemerintah mendeklarasikan masa darurat selama 60 hari di lembaga-lembaga pemasyarakatan. Dalam pernyataannya, Rabu (26/7/2023) pemerintah mengatakan masa darurat itu tampaknya memicu kekerasan di Kota Esmeraldas, di mana 15 sipir dan dua staf disandera di penjara setempat.

Baca Juga

Di Kota Esmeraldas, sebuah unit polisi diserang, pom bensin diledakan dan beberapa mobil dibakar. Di media sosial kantor kejaksaan agung mengatakan satu orang warga sipil terluka terkena ledakan bom molotov.

Setelah masa darurat diberlakukan pemerintah mengerahkan 2.700 polisi dan tentara bersenjatakan lengkap ke Guayaquil untuk masuk ke Penjara Penitenciaria del Litoral. Para petugas keamanan merebut kembali tiga blok sel yang bom dengan kendali.

Bentrokan antara geng pecah pada Sabtu (22/7/2023) di salah satu penjara yang paling berbahaya di Ekuador.  Kantor kejaksaan agung menaikan jumlah korban tewas dari 18 menjadi 31 orang. Jumlah orang terluka juga bertambah menjadi 14.

Pemerintah mengatakan sekitar 120 sipir berhasil dilepaskan setelah disandera di enam penjara di seluruh negeri. Belum terdapat informasi resmi mengenai aksi mogok makan yang kabarkan terjadi di beberapa penjara.

Gelombang kekerasan di penjara ini terjadi selama masa kampanye pemilihan presiden pada 20 Agustus lalu. Para kandidat berjanji melakukan reformasi penjara.

Berdasarkan dekrit yang ditandatangani Presiden Guillermo Lasso, para narapidana di Guayaquil menggunakan senjata api dalam kerusuhan dan membakar penjara dengan tangki gas.

Pada Senin (25/7/2023) Lasso juga mendeklarasikan masa darurat di Provinsi Manabi dan Los Rios dan di Kota Duran. Setelah Walikota Manta, Agustin Intriago ditembak hingga tewas Ahad (23/7/2023) kemarin.

Pemerintah mengatakan intervensi militer di penjara-penjara Ekuador akan dilanjutkan untuk merebut kendali dan tidak mengancam narapidana atau pejabat. Lasso kerap mendeklarasikan masa darurat di penjara-penjara di negara itu untuk mengatasi lonjakan kekerasan sejak 2021 yang telah menghilang ratusan nyawa narapidana. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement