REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Profesor di departemen geologi University of Western Washington Jackie Caplan-Auberbach mengungkapkan data bahwa konser Eras Tour Taylor Swift menyebabkan guncangan dua kali lebih banyak daripada Beast Quake tahun 2011. Jaringan Seismik Barat Laut Pasifik (PNSN) menghitung penggemar Seattle yang bersorak membuat bumi berguncang.
"Ini setara dengan 2,3 Skala Richter (sr)," kata Caplan-Auberbach, dilansir CBC News, Sabtu (29/7/2023).
Namun, dia tidak mengetahui jelas sumber kekuatan tersebut. Apakah para penggemar yang menari atau sound system yang menggelegar yang menyebabkan guncangan.
Faktanya, menurut standar geologi, ini adalah kesalahan kecil pada seismometer. Mesin yang digunakan untuk mengukur getaran dari bumi kebetulan terletak di sebelah stadion tempat Swift melakukan pertunjukan.
Data yang dikumpulkan seismolog dapat digunakan dalam beberapa cara yang cukup menarik. Mouse Reusch dari PNSN mengatakan rekan-rekannya membaca getaran tanah, mempercepatnya dan mengubahnya menjadi file audio.
Saat mereka memainkannya kembali, mereka dapat merekayasa ulang daftar set konser dengan membandingkan ketukan per menit dari bacaan dan lagu-lagu Swift. "Agak aneh, cara mundur untuk mendapatkan daftar set dari seismometer yang terletak di sebelah Lapangan Lumen," ujarnya.
Meskipun Caplan-Auberbach mengatakan data tersebut hanya sedikit gangguan dari perspektif seismologi, dia mencatat latihan tersebut merupakan peluang besar untuk membuat remaja dan Swifties (sebutan penggemar Taylor Swift) bersemangat tentang sains.
"Bagi saya, salah satu bagian yang sangat menarik adalah berbagi tentang apa itu sains dan membuat orang menyadari sains bukan hanya pertanyaan tentang mengajukan pertanyaan terpelajar tentang hal-hal yang tidak penting bagi kita atau bahwa Anda harus berada di laboratorium," ucap dia.