REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah jamur mematikan yang mirip dengan jamur cordyceps dalam serial Last of Us saat ini sedang menyebar dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Tingkat kematian akibat infeksi jamur bernama Candida auris ini bisa mencapai 60 persen dari total pasien yang terinfeksi.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa kasus infeksi Candida auris di Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan yang drastis dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai perbandingan, CDC mencatat ada 173 kasus infeksi Candida auris yang terkonfirmasi pada 2017. Namun, pada 2022, jumlah tersebut melonjak lebih dari 1.200 persen menjadi 2.377 kasus.
Peningkatan kasus Candida auris yang signifikan juga terjadi di benua Eropa. Kasus infeksi Candida auris meningkat dari 335 kasus pada 2021 menjadi 655 pada 2022 menurut CDC Eropa. Sedangkan dalam periode 2013-2021, ada 304 kasus infeksi Candida auris yang terkonfirmasi di Inggris.
Candida auris merupakan jenis jamur yang kebal terhadap hampir semua obat antijamur paling umum. Oleh karena itu, kasus infeksi Candida auris cukup sulit untuk ditangani.
Di sisi lain, tingkat kematian akibat infeksi jamur Candida auris bisa mencapai 60 persen. Oleh karena itu, keberadaan jamur Candida auris saat ini dianggap sebagai ancaman kesehatan global.
"(Candida auris) adalah mimpi terburuk kita," ujar pakar penyakit menular dari McGovern Medical School, Dr Luis Ostrosky, seperti dilansir The Sun pada Ahad (30/7/2023).
Menurut Dr Ostrosky, Candida auris dapat menjadi "mimpi terburuk" karena berpotensi kebal terhadap banyak obat. Di sisi lain, jamur ini memiliki kemampuan penyebaran yang sangat efisien di fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit.
"Kita tak pernah memiliki patogen seperti ini sebelumnya dalam area infeksi jamur," kata Dr Ostrosky.
Menurut ahli mikrobiologi Johns Hopkins University, Arturo Casadevall, perubahan iklim merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya penyebaran jamur Candida auris. Ketika suhu bumi meningkat, Casadevall mengatakan jamur akan mulai beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat.
"Sebagian dari jamur tersebut akan memiliki hal yang saya sebut sebagai barrier suhu," kata Casadevall.