REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Angkatan kerja di Malaysia meningkat sebesar 1,4 persen menjadi 16,02 juta orang pada 2022 dibanding tahun sebelumnya mencapai 15,8 juta orang, menurut Survei Angkatan Kerja yang dilakukan Departemen Statistik Malaysia.
Kepala Statistik Malaysia Mohd Uzir Mahidin mengatakan kondisi ekonomi yang positif sepanjang tahun 2022 mengarah pada situasi angkatan kerja yang menguntungkan pada tahun itu, membuat lebih banyak peluang kerja dari berbagai industri telah diciptakan.
Berdasarkan rilis Statistik Tenaga Kerja Tahunan Malaysia 2022 yang DOSM rilis di Putrajaya, Senin (31/7/2023), menyebutkan pasar tenaga kerja terus menguat di tahun tersebut sehingga tingkat pengangguran menjadi lebih rendah sebesar 3,9 persen.
Ia mengatakan pemulihan dari resesi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah mencapai titik balik tahun ini, mendorong perubahan positif dan membuka lebih banyak kesempatan kerja di berbagai industri.
Selain itu, konsep kerja fleksibel dengan kerja jarak jauh dan pengaturan kerja fleksibel sudah menjadi hal yang lumrah.
Hal itu menurut dia, memberi karyawan lebih banyak fleksibilitas dan keseimbangan kehidupan kerja. Dampaknya pasar tenaga kerja terus menguat di tahun 2022 dengan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak, sementara pengangguran berkurang.
Sejalan dengan itu, ia mengatakan, persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (KPTB) meningkat sebesar 0,7 poin menjadi 69,3 persen, di mana di 2021 angkanya mencapai 68,6 persen. Menyusul lebih meratanya angkatan kerja di pasar, jumlah di luar angkatan kerja pada 2022 tercatat turun 1,5 persen menjadi 7,11 juta orang, di mana di tahun 2021 jumlahnya mencapai 7,22 juta orang.
Uzir Mahidin mengatakan, persentase tingkat pengangguran pada 2022 dikatakan turun 0,7 poin menjadi 3,9 persen, di mana pada 2021 mencapai 4,6 persen. Tercatat jumlah pengangguran di 2022 mencapai 630,4 ribu orang, sedangkan di 2021 ada 554,7 ribu orang.