REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto berkeyakinan Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo akan memilih Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres). Meskipun keduanya sudah berkoalisi dengan partai politik lain yang juga mengajukan kadernya sebagai cawapres.
Khusus untuk Prabowo, ia sudah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Keduanya mengusulkan Abdul Muhaimin Iskandar dan Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres dari Menteri Pertahanan (Menhan) itu.
"Di Pak Prabowo ada Cak Imin melalui PKB-nya, ada juga PBB juga dengan Pak Yusrilnya terakhir. Tapi faktanya hari ini baik Pak Prabowo maupun Pak Ganjar belum memutuskan siapa cawapres yang akan mendampingi baik Ganjar maupun Prabowo," ujar Yandri di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/8/2023).
"Nah itu peluang bagi PAN yang akan mengusung Erick Thohir," kata dia menambahkan.
Erick dipandang PAN memiliki banyak modal untuk menjadi faktor penentu kemenangan pada Pilpres 2024. Salah satunya dikarenakan kinerjanya di Kementerian BUMN dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diapresiasi publik.
"Karena Pak Erick Thohir bisa memenangkan kontestasi dengan sekarang elektabilitasnya tertinggi untuk cawapres. Dari semua lembaga survei yang kredibel, itu tren Pak Erick dari tahun lalu sekitar 5 persen, sekarang di angka 23 persen, itu artinya tren positif yang sangat baik," ujar Yandri.
PAN, jelas Yandri, disebut masih melakukan negosiasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ataupun Partai Gerindra. Satu proposal yang ditawarkan adalah PAN akan bergabung dengan koalisi Ganjar atau Prabowo jika salah satu di antaranya memilih Erick sebagai bakal cawapres.
"Semua tergantung komunikasi yang sedang berjalan, kalau cepat ada deal, cepat akan kita deklarasikan. Kalau masih perlu banyak pertimbangan ya bisa jadi di last minute, artinya sebelum KPU tutup diri menerima pendaftaran calon," ujar Wakil Ketua MPR itu.