Kamis 03 Aug 2023 12:38 WIB

Presiden Ukraina Sebut Pertemuan di Saudi Jadi Batu Loncatan Perundingan Damai

Hampir 40 negara akan mengirimkan perwakilannya dalam pertemuan Arab Saudi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pertemuan yang diagendakan digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus 2023 akan menjadi batu loncatan untuk tujuan tersebut.
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Pertemuan yang diagendakan digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus 2023 akan menjadi batu loncatan untuk tujuan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap pertemuan puncak untuk membahas perdamaian di negaranya dapat berlangsung musim gugur tahun ini, yakni antara September hingga November. Sementara pertemuan yang diagendakan digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus 2023 akan menjadi batu loncatan untuk tujuan tersebut.

"Kami sedang bekerja untuk mewujudkannya (pertemuan puncak) musim gugur ini," ujar Zelensky dalam pidatonya kepada para diplomat Ukraina, Rabu (2/8/2023).  

Baca Juga

Dia mengatakan, musim gugur memang akan segera tiba. “Namun masih ada waktu untuk mempersiapkan pertemuan puncak dan melibatkan sebagian besar negara di dunia,” ucapnya.

Belum ada tempat yang disepakati untuk pertemuan puncak tersebut. Menurut beberapa pejabat Ukraina dan Barat, Rusia nantinya akan turut dilibatkan dalam pertemuan itu.

Dalam pidatonya pada Rabu lalu, Zelensky pun sempat menyinggung tentang pertemuan yang akan digelar di Jeddah untuk membahas perdamaian Ukraina. Dia mengungkapkan, hampir 40 negara akan mengirimkan perwakilannya dalam pertemuan tersebut. Amerika Serikat (AS) telah mengonfirmasi bakal mengutus pejabat ke pertemuan di Jeddah.

“Saya dapat mengonfirmasi akan ada pejabat Pemerintah AS (dalam pertemuan tentang Ukraina di Arab Saudi). Namun saya belum bisa mengumumkan siapa pejabat yang akan datang,” ungkap Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Senin (31/7/2023).

Pada Sabtu (29/7/2023) pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi akan mengundang negara-negara Barat, Ukraina, dan negara-negara berkembang utama untuk menghadiri konferensi guna membahas tentang situasi terkait konflik Rusia-Ukraina. Rencana perdamaian Ukraina disebut bakal turut didiskusikan.

Menurut Wall Street Journal, pertemuan itu akan digelar di Jeddah pada 5-6 Agustus 2023. Pada Ahad (30/7/2023) lalu, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengonfirmasi laporan Wall Street Journal. Dia mengatakan Arab Saudi memang akan menjadi tuan rumah pembicaraan tentang situasi di Ukraina.

"Kami sedang mempersiapkan pertemuan penasihat keamanan nasional berikutnya mengenai implementasi Formula Perdamaian Ukraina, yang akan segera berlangsung di Arab Saudi," ungkap Yermak lewat akun X (Twitter) resminya.

Dia mengatakan pertemuan di Saudi akan mirip dengan pembicaraan yang berlangsung di Kopenhagen pada Juni lalu. “Kami sekarang bekerja keras untuk melibatkan sebanyak mungkin mitra baik dari Barat maupun Global Selatan dalam negosiasi di Arab Saudi. Terima kasih banyak kepada tuan rumah dan rekan penyelenggara atas komitmen mereka,” ucapnya.

Terkait Formula Perdamaian Ukraina yang berisi 10 poin mendasar, Yermak mengatakan implementasi formula tersebut akan memastikan perdamaian bagi negaranya. Selain itu Yermak menilai penerapan formula itu juga menciptakan mekanisme untuk melawan konflik dunia di masa mendatang. “Kami sangat yakin bahwa rencana perdamaian Ukraina harus diambil sebagai dasar, karena perang sedang terjadi di tanah kami,” ucapnya.

Beberapa poin yang termaktub dalam formula tersebut antara lain seruan pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan penuh pasukan Rusia, perlindungan keamanan pangan dan energi, keamanan nuklir, serta pembebasan semua tahanan. Menurut Yermak 10 poin Formula Perdamaian Ukraina dibahas secara individu dan kelompok dengan perwakilan lebih dari 50 negara hampir setiap pekan.

Pada Ahad pekan lalu, Yermak, lewat aplikasi perpesanan Telegram menyampaikan, Ukraina akan memulai konsultasi dengan AS pekan ini untuk memberikan jaminan keamanan bagi Kiev sambil menunggu penyelesaian proses bergabung dengan NATO. Pembicaraan tersebut merupakan tindak lanjut dari janji yang dikeluarkan oleh kelompok G7 setelah KTT NATO yang digelar di Vilnius, Lithuania, Juli lalu.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement