Ahad 06 Aug 2023 10:59 WIB

Swedia Berusaha Tingkatkan Hubungan dengan Dunia Muslim Pasca-pembakaran Quran

Swedia tegaskan menolak keras pembakaran salinan kitab suci.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Lida Puspaningtyas
PBB sepakati resolusi yang mengutuk peristiwa pembakaran Alquran di Swedia.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
PBB sepakati resolusi yang mengutuk peristiwa pembakaran Alquran di Swedia.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menegaskan niat Swedia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim. Pernyataan ini disampaikan ketika negara itu tengah menuai kritik, atas penodaan Alquran yang berulang kali terjadi di negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri menyebut Billstrom telah melakukan pembicaraan dengan lebih dari 20 duta besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pembicaraan tersebut dilakukan di ibu kota Stockholm, Jumat (4/8/2023) kemarin.

Dari kegiatan ini, semua pihak disebut telah melakukan pertemuan yang bermanfaat dan konstruktif. Disampaikan pula di kesempatan itu terjadi dialog yang terbuka dan konstruktif di antara semuanya.

"Memulihkan kepercayaan dan keyakinan membutuhkan waktu. Saya akan mengabdikan sebagian besar periode pemilihan ini untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim," ujar Billstrom dikutip di Anadolu Agency, Ahad (6/8/2023).

Tidak hanya itu, ia juga menegaskan jika pemerintahnya menolak keras pembakaran salinan kitab suci. Kementerian Kehakiman telah memulai analisisnya dan sedang mengerjakan kerangka acuan penyelidikan untuk meninjau Undang-Undang Ketertiban Umum.

"Saya berniat melakukan perjalanan ke negara-negara OKI. Swedia akan menjadi tuan rumah diskusi dan dialog, sehubungan dengan Majelis Umum PBB di New York pada bulan September," kata dia.

Dalam wawancara dengan kantor berita Swedia TT setelah pertemuan tersebut, Billstrom mengatakan, kegiatan tersebut adalah kesempatan yang baik untuk menjelaskan pendekatan pemerintah dan kebebasan konstitusionalnya dalam menghadapi insiden tersebut.

Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Gunnar Strommer mengatakan salah satu solusi potensial untuk mencegah penodaan Alquran adalah dengan menggunakan kekuatan darurat, yang dapat digunakan pemerintah di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum.

Menteri urusan Sosial Swedia, Jakob Forssmed, juga telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari berbagai organisasi berbasis agama di ibu kota Swedia pada Jumat lalu.

Seperti yang diketahui bersama, beberapa bulan terakhir telah terjadi tindakan berulang kali seputar pembakaran, penodaan, atau upaya lain untuk menghina Islam. Hal ini dilakukan oleh tokoh atau kelompok Islamofobia, terutama di Eropa utara dan negara-negara Nordik. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement