Selasa 08 Aug 2023 10:55 WIB

Hindari Kebocoran Data Pribadi, Ini Saran Pakar UI

Setiap sistem buatan manusia termasuk software, memiliki celah kelemahan.

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
Foto: network /Kampus Republika
.

Peretasan dan pencurian<a href= data pribadi dilakukan dengan motif ekonomi, politik, dan mendapatkan status. Ilustrasi. Foto : pikist" />
Peretasan dan pencurian data pribadi dilakukan dengan motif ekonomi, politik, dan mendapatkan status. Ilustrasi. Foto : pikist

Kampus—Kasus kebocoran data pribadi sangat meresahkan. Data yang bocor ini bisa meliputi nama, tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta lahir/nikah, dan lainnya. Data pribadi yang bocor sangat rentan untuk disalahgunakan.

Pakar forensik komputer dan security, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) Setiadi Yazid, PhD, mengungkapkan terdapat berbagai motif seseorang melakukan peretasan atau hacking, mulai dari motif politik hingga ekonomi. Dia menambahkan, umumnya peretasan dilakukan atas dorongan ekonomi karena data yang didapat tersebut bisa digunakan untuk mengambil harta dari pemilik data.

“Data yang didapat bisa digunakan untuk masuk ke dalam sistem bank. Di saat sistem sudah ditembus, semua pihak terutama nasabah jadi terancam karena otentikasinya sudah diketahui. Data untuk otentikasi inilah yang diperjualbelikan. Semakin penting informasinya, semakin besar harga data tersebut bisa dijual,” kata Setiadi seperti dilansir laman UI.

Baca juga :