REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) akan menambah sebuah atraksi baru berupa equestrian estate di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Direktur Utama ITDC Ari Respati mengatakan pengembangan destinasi baru ini 100 persen berasal dari investor dalam negeri.
Ari mengatakan proposal awal sejatinya hanya sebatas pacuan kuda seluas 25 hektare. Namun, investor meminta perluasan lahan karena ingin menjadikan lokasi tersebut tidak sekadar menjadi pacuan kuda, melainkan kawasan berkuda lengkap dengan berbagai fasilitas pendukungnya seperti vila.
"25 hektare tidak berbeda jauh luasannya dari sirkuit, malah infonya kemungkinan ditambah karena dia (investor) mau membuat seperti di sebuah savana, ada vilanya, itu tidak masalah," ujar Ari saat media gathering di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Ari menyampaikan hal ini membuktikan KEK Mandalika mempunyai daya tarik bagi investor usai sukses menggelar berbagai ajang internasional seperti MotoGP hingga WSBK. Rencananya, ucap Ari, ajang pacuan kuda pertama akan digelar di Mandalika pada Mei 2024 yang akan dihadiri sejumlah joki dari berbagai negara.
"Investornya dari dalam negeri. Satu bulan akan ada jumpa pers agreement karena kemarin baru MoU. Sudah closing deal dan insya Allah bulan depan diumumkan," ucap Ari.
Direktur Pengembangan Bisnis ITDC Ema Widiastuti mengatakan, equestrian estate merupakan salah satu dari sejumlah rencana pengembangan bisnis ITDC di Mandalika. Ema mengatakan, hal ini selaras dengan upaya Mandalika sebagai destinasi yang mengedepankan sport dan entertainment.
"Orang kalau ke Mandalika mau ngapain, nah itu alasan mengapa pengembangan atraksi yang akan ditambahkan di sana," ucap Ema.
Ema menyampaikan pengembangan bisnis merupakan atraksi juga membuka kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi di Mandalika. Ema menyebut atraksi baru akan semakin menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke Mandalika.
"Yang sudah berminat ada beberapa, mulai dari pengembangan lapangan golf, pacuan kuda, mini mall, tenis, olahraga air, dan juga akademi sepak bola," lanjut Ema.
Ema menyampaikan hal ini berdampak terhadap pembukaan lapangan kerja. Ema mencontohkan serapan tenaga kerja di hotel Pullman Mandalika yang sebesar 400-500 orang, atau rencana mini mall yang memerlukan sekitar 300 tenaga kerja.
"Ini bukan hanya pacuan kuda, tapi ada rumah kuda, ada pemeliharaan, mungkin ada sekitar 80 kuda, butuh tiga sampai empat orang untuk merawat satu kuda, dikalikan 80 kuda, itu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak," kata Ema.